Alifuru Supamaraina: September 2018

Saturday, September 1, 2018

PILPRES 2019 DAN PELUKAN MERAH PUTIH

PILPRES 2019 DAN PELUKAN MERAH PUTIH
Sumber foto ; Viva - Dok.INASGOC. Pesilat Indonesia Hanifan Peluk Jokowi dan Prabowo
Gambar pada foto berbicara dan bercerita banyak, beragam makna yang tentu positif dan mengajak kita untuk juga berpikir positif. Manakala disatukan dua tokoh nasional Indonesia dalam pelukan sang juara silat Hanifan Yudani Kusumah dan diselimuti bendera merah putih. Terjadi saat sang juara silat berlari ke panggung VVIP tempat duduk kedua tokoh tersebut(30/8/2018). Peristiwa yang langka dan belum mungkin berulang. Mungkin itu sesuatu yang tidak terkira, apalagi suatu rekayasa atau sengaja dilakukan. Terlihat sangat alami dan murni, sebagai peristiwa monumental yang tidak disangka-sangka.
Joko Widodo sebagai Presiden Indonesia yang sedang menjabat sekarang, telah berjasa menjadi fasilitator yang menjadikan penyelenggaraan Asian Games Jakarta-Palembang ke -18/2019 berlangsung meriah dan sukses. Juga telah menyemangati para atlit hingga bisa berprestasi maksimal. Seorang Prabowo Subianto, dia bukan pejabat negara, kecuali saat ini masih sebagai bakal calon Presiden untuk Pemilu Presiden 2019 (Pilpres 2019) akan datang, tetapi dia telah ikut berkontribusi maksimal dengan persembahan melalui raihan 14 Medali Emas dari cabang olah raga Pencak Silat. Prabowo sebagi Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (PB.IPSI), serta sebagai Presiden Komite Pencak Silat Internasional, melalui kepemimpinan dan tangan dingin dan daya binaannya yang sungguh-sungguh terhadap olah raga pencak silat Indonesia, menghasilkan buah manis di event Internasional tingkat negara-negara Asia.
Momentum berpelukan seperti ini boleh jadi suatu kebetulan saja, tetapi bisa juga sebagai orang yang beragama, diyakini adalah atas adanya campur tangan Tuhan Yang Maha Kuasa. Peristiwa mengharukan ini tentu tidak hendak dengan sengaja ditunjukan kepada seluruh rakyat Indonesia - apalagi jelang Pilpres_2019, tetapi sesungghnya ada pesan luar-biasa yang menyertai Yaitu, bahwa mereka para tokoh bangsa ini sesungguhnya keadaan hubungan di antara mereka memang "baik-baik" saja. Melalui mereka berdua, ditunjukan atau katakanlah dipamerkan sikap kenegarawanan beliau berdua melalui dekapan bersama dalam selimut bendera merah putih seperti itu, agar rakyat Indonesia juga sama bersikap dalam kehidupan sosial dan dalam kontestasi politik saat berdemokrasi.
Kontestasi Pilpres, hanya rutinitas demokrasi sesuai konstitusi yg berlangsung lima tahun sekali, seharusnya disekapi oleh setiap warga negara dengan cara yang bijak dan cerdas. Dimaksudkan agar cara bersikap dan berpikir jg tidak berpola sempit dan bahkan hingga menciderai antara sesama, hanya karena berbeda haluan politik dan pilihan bersikap dalam memaknai arti demokrasi. Demokrasi itu hak atas pilihan, memang itu keniscayaan, karena itu tidak selalu harus sama. Kalah atau menang, hanya oleh personal yang berkontestasi, rakyat tetap saja menerima siapapun hasilnya yang terpilih dan itu menjadi Presiden kita semua, Presiden Negara dan Rakyat Indonesia.
Seharusnya semua pihak, dapat turut menghindari hal-hal yang jadi pemicu, yang dapat berakibat terjadinya gesekan, apalagi berakibat hingga adanya perpecahan. Semua pihak harus bersikap dewasa dalam mengelolah perbedaan sikap dan pemikiran politik, dan bijak pula menerima kritik dan tantangan.
Jokowi memiliki pendukung setia, sama halnya dengan Prabowo juga demikian. Ketika pelaksanaan pilpres dan siapapun yang terpilih nanti, sebagai rakyat umumnya tetap dibutuhkan dan kepemimpinannya jelas untuk kebaikan seluruh Indonesia.

( #MozaikCoffee )