Sumber foto ; Viva - Dok.INASGOC. Pesilat Indonesia Hanifan Peluk Jokowi dan Prabowo
Gambar pada foto berbicara dan bercerita
banyak, beragam makna yang tentu positif dan mengajak kita untuk juga berpikir
positif. Manakala disatukan dua tokoh nasional Indonesia dalam pelukan sang juara silat Hanifan Yudani Kusumah dan diselimuti bendera merah putih. Terjadi saat sang juara silat berlari ke panggung VVIP tempat duduk kedua tokoh tersebut(30/8/2018). Peristiwa yang langka dan belum mungkin
berulang. Mungkin itu sesuatu yang tidak terkira, apalagi suatu rekayasa atau
sengaja dilakukan. Terlihat sangat alami dan murni, sebagai peristiwa
monumental yang tidak disangka-sangka.
Joko Widodo sebagai Presiden Indonesia yang sedang menjabat sekarang, telah
berjasa menjadi fasilitator yang menjadikan penyelenggaraan Asian Games
Jakarta-Palembang ke -18/2019 berlangsung meriah dan sukses. Juga telah menyemangati
para atlit hingga bisa berprestasi maksimal. Seorang Prabowo Subianto, dia
bukan pejabat negara, kecuali saat ini masih sebagai bakal calon Presiden untuk
Pemilu Presiden 2019 (Pilpres 2019) akan datang, tetapi dia telah ikut
berkontribusi maksimal dengan persembahan melalui raihan 14 Medali Emas dari
cabang olah raga Pencak Silat. Prabowo sebagi Ketua Umum Ikatan Pencak Silat
Seluruh Indonesia (PB.IPSI), serta sebagai Presiden Komite Pencak Silat
Internasional, melalui kepemimpinan dan tangan dingin dan daya binaannya yang
sungguh-sungguh terhadap olah raga pencak silat Indonesia, menghasilkan buah
manis di event Internasional tingkat negara-negara Asia.
Momentum berpelukan seperti ini boleh jadi suatu kebetulan saja, tetapi
bisa juga sebagai orang yang beragama, diyakini adalah atas adanya campur
tangan Tuhan Yang Maha Kuasa. Peristiwa mengharukan ini tentu tidak hendak dengan
sengaja ditunjukan kepada seluruh rakyat Indonesia - apalagi jelang Pilpres_2019, tetapi sesungghnya ada pesan
luar-biasa yang menyertai Yaitu, bahwa mereka para tokoh bangsa ini sesungguhnya
keadaan hubungan di antara mereka memang "baik-baik" saja. Melalui
mereka berdua, ditunjukan atau katakanlah dipamerkan sikap kenegarawanan beliau
berdua melalui dekapan bersama dalam selimut bendera merah putih seperti itu,
agar rakyat Indonesia juga sama bersikap dalam kehidupan sosial dan dalam
kontestasi politik saat berdemokrasi.
Kontestasi Pilpres, hanya
rutinitas demokrasi sesuai konstitusi yg berlangsung lima tahun sekali, seharusnya
disekapi oleh setiap warga negara dengan cara yang bijak dan cerdas.
Dimaksudkan agar cara bersikap dan berpikir jg tidak berpola sempit dan bahkan
hingga menciderai antara sesama, hanya karena berbeda haluan politik dan
pilihan bersikap dalam memaknai arti demokrasi. Demokrasi itu hak atas pilihan, memang itu
keniscayaan, karena itu tidak selalu harus sama. Kalah atau menang, hanya oleh
personal yang berkontestasi, rakyat tetap saja menerima siapapun hasilnya yang
terpilih dan itu menjadi Presiden kita semua, Presiden Negara dan Rakyat Indonesia.
Seharusnya semua pihak, dapat turut menghindari hal-hal yang jadi pemicu,
yang dapat berakibat terjadinya gesekan, apalagi berakibat hingga adanya perpecahan.
Semua pihak harus bersikap dewasa dalam mengelolah perbedaan sikap dan
pemikiran politik, dan bijak pula menerima kritik dan tantangan.
Jokowi memiliki pendukung setia, sama
halnya dengan Prabowo juga
demikian. Ketika pelaksanaan pilpres dan siapapun yang terpilih nanti, sebagai
rakyat umumnya tetap dibutuhkan dan kepemimpinannya jelas untuk kebaikan
seluruh Indonesia.
( #MozaikCoffee )