(I)
beta samudera ikan
mutiara dan tahuri
alam lautan bumi
maluku yang kaya berlimpah
arus aru dibendung
dengan ribuan kapal nelayan dari barat
tuna dan cakalang cekungan
seram seperti juga palung banda
dilingkar umpan
tonda armada asing berbendera republik
selat-selat indah
rimba lautan kepulauan aru
dipagar larangan ribuan
kilometer tali tambang
jadi benteng kebun
mutiara tuan-tuan kapitalis
kita telah lalai
menyuburkan hasrat menjaga negeri
tanah air yang
ditinggalkan para datuk dengan berkah
tak pernah berhenti
menuai kebaikan dengan limpahan harta
belum juga memberi
kebaikan yang adil dan merata
kecuali jadi bantal
empuk bermimpi oleh sekte oligark
hanya sedikit dari
yang terbuang yang disisikan bila ingat
beta rasa ale rasa,
beta rasa ale
parlente
(II)
beta hutan perawan
cengkeh pala kelapa
meranti bintanggor kenari
di tanah ulayat
terjaga ragam flora
endemik khas oleh kearifan adat
betapa subur di
punggung bukit alur bumi cincin api
setelah bertahan beribu
tahun hutan-hutan perawan
yang mengalunkan
suara merdu burung-burung surgawi
dipiara di pulau
seram di buru di yamdena di aru
agar lestari
sebagai warisan dari anak cucu ke depan
hanya sebentar
waktu dengan sadar digunduli
dalam peta rencana
yang sengaja dibutakan
dilenyapkan dari
kasat mata dan pikir empunya
tebang satu pohon tumbang
ratusan pohon
pohon-pohon cengkeh
kering papah jadi kayu bakar
buah pala tidak
lagi membelah diri menyosor fulinya
telah ditamatkan
kisah the spices islands
siapa yang peduli
dengan romantika masa lalu
kecuali empati yang
lusuh berbasah iler di sudut bibir
birokrat korup dan politisi
mafia tukang kewel
lahirlah kemiskinan
milik di kehidupan bumi berpunya
potong di kuku rasa
di daging,
beta rasa ale
parlente
(III)
beta tanah emas
tembaga nikel minyak
panas bumi gas air
bening di area petuanan
dibikin jadi ilusi
yang menggantung asa diruang hampa
romang yang terus
ditepikan sendiri merana dalam derita
sementara ria
berjamaah berebut gunung botak
dalam tontonan bisu
alifuru buru
lempeng tembaga
wetar diisolasi
seukuran memori
kartu sim telepon seluler
lumpur emas hitam perut
seram secara cerdas
dibendung cukupkan sembul
satu titik api di ujung pulau
masih dua puluh lima
titik api perut bumi dihayalkan
gas blok masela kata
teman setara milik negara qatar
tetapi pemilik dibuat
galau ke rana hampa bak tak bertuan
sungai dan mata air
bakal kering
dari hutan gundul
dan tanah tambang beracun
bumi dan air yang
mengandung kekayaan hanya petaka
ikatan pela gandong
harusnya satu tubuh kehidupan
maluku satu darah,
beta rasa ale
parlente
(IV)
beta laut darat
tanah pulau pantai angin dan udara
warisan nenek
moyang yang telah dihilangan haknya
seirama masih
terpelihara mental opas walanda
yang buntu dalam
pikir hingga selalu kalah tampil kreatif
padahal waktu bisa
merubah sadar pikir dan perilaku
mampu tembus gelombang
bak arumbai sang tanase
tidak ambigu
dihempas angin timur sebelum berlayar
pantang ditantang
penantang tanpa dibanting
darah maluku adalah
raga kapitang di ujung parang
lambungkan jiwa
juang dan kibarkan kemerdekan hidup
lawan kemiskinan
maluku yang masih setia dipelihara
bongkar bungkus kemunafikan
atas nama kebersamaan
yang selalu
menelantarkan seruan suara menantang
dengan ragam cara
manis yang memoles ambisi dan ego
setelah milik
dirampas lalu dihempas ke pantai berkarang
beta maluku,
beta rasa ale
parlente
(V)
beta ada dari masa
lalu, untuk menapak masa depan
beta merenung hari
ini untuk membaca hari esok
beta sedang bicara
sendiri di ruang sunyi
beta bercerita di tempat
sepi untuk diri sendiri
beta alifuru,
memang iya, beta
sedang tabaos!
Cilodong, Kota Depok, 15 November 2018
M. Thaha Pattiiha
--------------------------------------------
Keterangan ;
Beta
= aku, saya
Ale
= kamu (orang kedua tunggal)
Parlente = bohong, menipu
Tahuri(bia) = lola
Umpan tonda
= cara penangkapan ikan dengan
upan yang di seret
Kapitalis
= orang atau kelompok yang bermodal atau
memiliki banyak uang
Oligark = seseorang atau
sekelompok yang mempertahankan kekuasaannya dengan cara yang tidak demokratis,
menggunakan
cara kekerasan atau
sogokan.
Ulayat = Hak Adat atas
suatu area tanah atau hutan secara turun temurun berdasarkan sejarah
kepemilikan awal.
Fuli = kembang yang menempel pada biji pala
The Spices Islands = Kepulauan Rempah-rempah, sebutan oleh bangsa
Eropa di masa lalu untuk kepulauan Maluku yang menghasilkan
rempah-rempah
cengkeh, pala dan kayu manis.
Kewel = omong kosong
Petuanan
= hak kuasa wilayah secara adat oleh suatu negeri adat di Maluku.
Tabaos
= mengumumkan.
Foto latar dokumentasi pribadi
No comments:
Post a Comment