Atraksi Ma'atenu Pakapita di Negeri Pelauw Pulau Haruku(Foto: Andhy Tuasikal)
Ma’atenu Pakapita adalah tradisi besar Hatuhaha Amarima Lounusa yang hingga
kini masih lestari. Hatuhaha adalah satu kerajaan dan komunitas masyarakat adat
yang terdiri dari Negeri Pelauw, Kailolo, Kabauw, Rohmoni dan Hulaliu.
Sore itu, Kamis, 10 Januari 2019, para pemuda dari Matasiri,
Negeri Pelauw menghidupkan kembali Ma’atenu Pakapita. Diadakan
sebagai bagian dari salah satu ritual dalam pembangunan Rumah Soa / Adat Marga
Salampessy.
Selain dalam sejumlah acara adat yang dianggap sakral, Ma’atenu
Pakapita juga biasanya diadakan secara kolosal dengan ribuan
peserta tiga tahun sekali. Upaya merawat tradisi, dan memuliakan warisan para
leluhur, yang saat dilaksanakan juga menarik banyak wisatawan.
Unjuk kebolehan kebal terhadap senjata tajam ini adalah bagian
dari ekspresi nilai-nilai perjuangan, heroisme dan patriotik yang dimiliki dan
diwarisi dari para leluhur orang Hatuhaha, yang dalam sejarahnya selalu
terdepan melawan penjajah atau kolonialisme.
Satu atraksi yang menunjukan bahwa tradisi dan adat istiadat
masih tetap terjaga dan lestari, di tengah kepungan modernisme dan majunya
teknologi. Dunia boleh saja berubah dan tradisi banyak yang tergerus roda
zaman, namun Matasiri-Pelauw sebagai bagian utama dari Kerajaan Hatuhaha tetap
kekal di sana.
Di Matasiri, kita akan lihat bagaimana akulturasi adat dan agama
bisa berjalan seiring-sejalan, saling menguatkan karena sama-sama ada dalam
jalan besar menuju kemuliaan, mengikat persaudaraan dan meninggikan
kemanusiaan. Sebesar apapun tantangan dan cobaan, nilai ini akan tetap
dijunjung.
Dari generasi ke generasi Matasiri, akan terus meyakini, bahwa
mereka ada karena adat, dibesarkan oleh adat, dan akan terus menjaga dan
melestarikan adat. Komitmen kolektif setiap anak adat.
Apa yang ada di Hatuhaha, di Nusa Ama (Pulau Haruku.red),
Kabupaten Maluku Tengah, adalah bagian dari ribuan tradisi di Kepulauan Maluku
yang terus hidup dalam jiwa para putra-putrinya. Bukti bahwa Maluku bukan hanya
1000 pulau, tapi juga adalah Negeri 1000 tradisi.
(Tulisan ini
diolah dari catatan Ikhsan Tualeka salah satu Putra Matasiri, dilaman
Facebook-nya)
Sumber ; tabaos.id
No comments:
Post a Comment