hanya
bisa
diketahui
sejarahnya
melalui
pemahaman
tutur
Bahasa
Kapata
(oral story) atau disebut juga Bahasa Tanah
(oral story) atau disebut juga Bahasa Tanah
Bahasa
Kapata
adalah
cara
Alifuru
menuliskan
sejarahnya
dalam
bentuk
lisan
Bahasa Kapata
merupakan bahasa
komunikasi
satu
arah
sebagai
kepustakaan
pengetahuan
dan perbendaharaan
kekayaan
intelektual
Suku-bangsa
Alifuru
Memahami Bahasa Kapata
mengertilah dan mampu bercakap bahasa-bahasa
komunikasi lokal Suku-bangsa Alifuru
-------------------------------------------------------------------------------
Alifuru, adalah
Suku-bangsa(sukubangsa) sebagai penduduk asli yang mendiami Kepulauan Maluku,
Negara Indonesia, sejak awal dari ribuan tahun yang lalu.
Bahasa Kapata sangat "unik dan langka", tetapi menerangkan tentang kemampuan pengetahuan dan kecerdasan sukubangsa Alifuru dalam menciptakan jenis bahasa khas Alifuru yang tidak dimiliki sukubangsa lain di dunia.
Tidak ada sejarah tertulis
tentang sukubangsa Alifuru sebelumnya, sebab Alifuru zaman dahulu tidak
mengenal atau memiliki pengetahuan tentang tulisan, tetapi mereka memiliki
kemampuan pengetahuan dalam menciptakan bahasa tutur atau Bahasa Tana(h)
sebagai sumber data dan kepustakaan, disebut ; "Kapata", sebutan lain
; Talili, atau Lan - Lani.
Di masyarakat sukubangsa
Alifuru Kepulauan Maluku terdapat 117 bahasa lokal Alifuru sebagai alat
komunikasi antar penduduk, sedangkan yang disebut bahasa Kapata, adalah
bahasa tutur yang tidak dapat dikomunikasikan antara dua pihak, hanya sebagai
bahasa ungkapan sebagaimana sastra puisi atau pantun.
Secara turun-temurun,
bahasa Kapata harus dihafalkan dan kemudian diteruskan hafalan kapata dimaksud
kepada anak-cucu keturunan dalam silsila-garis keturunan keluarga di tempat
masing-masing berada atau bertempat tinggal.
Fungsi dan guna bahasa
Kapata, untuk mengungkapkan atau menceritakan suatu masalah, suatu kejadian,
atau suatu peristiwa, sebagai suatu catatan sejarah dalam bentuk lisan atau
oral story.
Kadang hanya sepenggal
kalimat Kapata, untuk sesuatu peristiwa penting dan besar, atau hanya semacam
sentilan, juga istilah sebagai kalimat tanda pengingat terhadap sesuatu atau
kepada seseorang.
Sukubangsa Alifuru pernah
memiliki "sejarah kelam", saat Belanda dan bangsa Eropa lainnya
sebagai penjajah, menguasai Kepulauan Maluku. Bahasa-bahasa asli penduduk
Maluku oleh Penjajah dilarang penggunaannya dalam komunikasi sehari-hari,
bahkan bahasa Kapata kemudian banyak yang hilang, lenyap, dan terlupakan oleh
sebagian sukubangsa Alifuru. Hanya sedikit orang di Maluku saat ini, yang masih
bisa bertutur bahasa Kapata - selain bahasa komunikasi lokalnya sehari-hari .
Untuk bisa mengerti,
memahami dan mengartikan atau menterjemahkan bahasa Kapata, maka harus lebih
dahulu bisa lancar menggunakan salah satu bahasa lokal komunikasi sehari-hari
masyarakat Alifuru. Bahasa komunikasi tersebut sangat beragam, dan tersebar di
semua wilayah Kepulauan Maluku. Karena
melalui bahasa komunikasi lokal sehari-hari, dapat dijadikan sebagai
"kamus" memahami dan menterjemahkan kata dan kalimat bahasa Kapata.
Bahasa Kapata adalah
catatan lisan (oral story) sukubangsa Alifuru, guna mengungkap identitas serta
sejarah masa lalu, dan menjadikannya sebagai kepustakaan, sumber data rekaman
secara lisan.
Bahasa Kapata sangat "unik dan langka", tetapi menerangkan tentang kemampuan pengetahuan dan kecerdasan sukubangsa Alifuru dalam menciptakan jenis bahasa khas Alifuru yang tidak dimiliki sukubangsa lain di dunia.
#Alifuru_mese
No comments:
Post a Comment