Mozaik Waktu
jangan berdebat
lagi itu mengulang tangis
lembutkan
sayatan guna hadirkan teduh
diujung keluh
berbisiklah selama bisa
lepaslah bila
masih menggantung paksa
jatuhkan dengan nyanyian jiwa
agar dipeluk raga
tenggelamkan
ragu dengan suara puitis
yakin tidak
terbuang karena sudah terkisah
kenapa malam
disuasana sepi masih tanya
bertanya
bilakah setelah saling sepakat
rebahkan retak
puing agar tidak merenung
mencarikan lagi
awal sebelum ada janji
titiknya
membelunggu kadar bening
setara warna kilau
buih dikegelapan
berpindah
menyapu malam
memohon harap terbawa
angin utara
menata kembali
keping memori yang kembali
Januari 2017
Cinta
cinta tidak selamanya
untuk dimiliki
tetapi tidak juga bisa
dirasionalkan
karena perasaan
tidak bisa direkayasa
apalagi dipaksa
sebaliknya jodoh
adalah kenyataan
dijalani sebagai takdir
temukan kebahagiaan
dari sisi yang berbeda
padukan bersama romantisme
masa lalumu
sebatas pikiran
Lorong Waktu
dilembar hari
yang memenuhi benak
beragam galau
bak tong sampah
sulit terurai oleh
mesin waktu
sedang lamunan
menyajikan betapa
ketiadaan
masih mengusung
kehampaan
RASA DI RELUNG
WAKTU
Di ujung lidah rasa itu mengambang
Bukan biasa yang selalu dinikmati
Memang sulit menentukan ukuran dan kadar
Karena selalu dengan kebiasaan yang hanya
mengira
Lama dalam waktu yang bertahun sudah
Kita menaruh kebersamaan masih bertepi
Menganggap segala telah menyatu hanya bayang
Lalu berlalu mengiring waktu waktu yang
dilewati
Cilodong-Depok
; 02.27,20062916
DUNIA
MAYA
rana maya tidak berbatas ruang dan waktu
memuat ragam peluang dengan selaksa makna
dari ceritera manusia kala
berkisah
makin sibuk bertafsir
menata urusan dengan menyusun rencana
mengikuti godaan asa dan mimpi-mimpi
pada era berkabar maya tidak terkira
dengan beningnya jiwa
tidak juga menghapus gejolak pikir
akan ketakutan-ketakutan
tentang hari esok yang maya
matahati sepertinya kian memuai
menjadikan warna apapun berubah
sepi dari keindahan
terburai dalam badai ambisi
bersama sepinya keinginan berbagi
terburu-buru menangkap apapun
buruan di sabana gurun
sedapat apapun harus tidak disisakan
hingga dunia maya pun
terasa mulai sempit
06/08/2016
Berdamai Dengan Malam
katakan apapun
dan buatlah menjadi racun
dengan marahmu yang tak tentu arah
mungkin persinggahan saat menarik napas
bisa mengulur waktu untuk berpikir bening
bahwa apapun itu hanya khayal
bakal pupus bersama emosi
saat sama sedang terdiam
kita bisa saling membaca
karena jarak tak terpisahkan
meski berulang seperti biasanya
selalu akan ditelan malam
diam di haribaan mimpimu
depok 20022016
MENUJU PAPUA
yang pertama menuju papua
menumpangi kapal besar bermuatan
manusia, barang dan harapan
teluk ambon menebar pesona sepi
tanjung alang mendekatkan karangnya
pada lebamnya khayal
sambil menambang suasana
yang tak mudah untuk hati
pada perjalanan melayari bathin
di anjungan berusaha menebar pandang
luas melebar pada laut yang diam
arus yang bersahabat dengan cuaca
matahari siang tengadah menuju senja
di bagian timur pulau manipa yang membelah
antara gelorah yang mestinya tak berkabung
pergi untuk kembali menandai kasih
buat adinda yang tak lagi pernah bersua
menemui pusara yang selalu menggantung rasa
biarlah ini yang pertama dan mungkin terakhir
bukan bagian dari pikir yang merana
oleh jarak dan usia yang terus berlari
masih dengan malam membangun bathin
kapal terus melaju arah utara
punggungi pulau alifuru bernama seram
dek dua tengah no 116 depan toilet wanita
suara musik dangdut dan tangis bocah
menyatu bersama bau pesing dan debu rokok
00.44 waktu timur indonesia 11 november 2015
suara
laut di dinding kapal mengalirkan buih
merebahkan malam yang kian pulas
menata jemari membelai sepi
menuliskan kisah sambil berharap
bisa kembali lagi di suatu waktu
KM.Gunng Dempo 11/11/2015, 00.51
Hanya Daun Kering
lembutnya bayu
mengibas
dedaunan rontok
entah di mana kira
berakhgir terpeluk bumi
hanya sedikit yang menoleh
tidak banyak yang peduli
depok, 07082015
ANAK-ANAK SAHUR
Bunyi dari suara-suara dengan irama tanpa
rasa
Selalu disetiap menjelang waktu sahur
Te’h ika te’h dewi ayo kota sahur
Hanya dua nama dari tiga halaman penghuni
Sudah bertahun-tahun syair itu tidak berubah
Berbaris dengan kaleng dan galon air isi
ulang
Selalu di setiap ramadhan bulan berpuasa
Belum berganti dominasi suara koor yang asal
Mereka anak-anak yang masih tumbuh seiring
masa
Terasa butuh bila keributan itu belum muncul
Di balik pagar gang niman kampung bendungan
03.05,
20062016, Cilodong-Depok
indonesia
indonesia, adalah matahari pagi yang cerah
bening sesejuk embun mengbangunkan hari
indonesia, adalah dunia kecil di bola bumi
selaksa impian menggantung
di mega cakrawala
indonesia, adalah selaksa angan
yang menghimpun cita dan sejuta rasa
tidak hanya sebatas horizon di ujung pandang
indonesia, lahir dari beragam karya monumental
bersama cucuran darah dan keringat
jiwa dan nyawa-nyawa yang melayang
alam dan kekayaan
agama dan keyakinan
bunga dan airmata
indonesia, kugenggam cita-cita di hari kemerdekaan
kukibarkan selembar puisi kebebasan
pada pundak hari
kuletakkan harapan
sampai di mana aku mesti bermimpi
seperti mimpi para pejuang merah putih
yang dibumikan berbutir-butir peluruh musuh
indonesia, di ujung senja negeriku sabang
kutangkap fajar merauke
dengan matahari sanggupkah kau
bangunkan bumi pertiwi
halau awan hitam gantikan dengan bunyi seruling
untuk meninabobokan anak-anak negeri
agar esok menjadi milik siapapun
semua anak negeri merdeka
indonesia, tanah merdeka
Kata-kata
mengatakanpun harus memilih kata
mendiamkan adalah pilihan
untuk tidak mengatakannya
setelah riak mendayung mengurai musim
kadang sesak menumpuk untuk diurai
perlahan mendendam tersimpan rapi
lalu menebarkan wangi sepi
dikejar waktu yang terus menurun
menapaki lereng hingga tapak melemah
dan tidak pernah berkata lagi
biarkan kata membangun sendiri mimpi-mimpi
kematian adalah keniscayaan
nyata ketika dihadapkan pada
ketidak perharapan
dan kadang kita disadarkan
bahwa hidup hanya kesia-siaan
untuk menakar keyakinan
mengukur kesiapan
menghadapi - Nya
Masa
segelas kopi meneriakkan
malam yang basah
udara lembab menebarkan
aroma pula
bermimpi tentang matahari
dan bulan dalam dekapan
bumi menambatkan pergiliran waktu
bagi makhluknya yang terus berlari
bahkan menapaki gelap seakan
siang tak akan ada lagi
sepertinya musim apapun
hanya pergeseran masa
bersama catatan sejarang yang
tidak pernah akan berhenti
Cilodong Depok 09052015
Pada
Akhirnya
roboh
kering
tandus
sendiri
sepi
........
berakhir
ROKOK ITU
Batang racun menjadi potongan-potongan
Pada wadah yang penuh debu dan itu sampah
Sepertinya sadar dalam keburukan yang parah
Dalam sehari berapa yang lenyap terbakar
Hanya buat meretas waktu yang sulit
dikonversikan
Buat ukuran-ukuran rasional searah hasilnya
Sepertinya hanya menjadi mainan bibir
Sulit memastikan makna gunanya
02.45,20062016,
Cilodong-Depok.
Sabtu
Hari yang setiap waktu
diakhir pekan
dalam seminggu putaran malam
kembali ke siang dipergilirkan
seperti roda
ketetapan yang tetap
tepat hingga kapanpun
dalam umur setiap manusia
yang tidak
tentu
kapan berakhir
siapa pun hanya mampu menghitung
mengikuti perjalanan waktu
tanpa kuasa menghentikannya
09052015 Cilodong Depok
Yang Terlupakan
Sepi
kata jimat untuk mengungkap ketiadaan
dalam harapan harusnya tidak
bagi sebuah peristiwa istimewa
berbaik sangka pada lupa
agar jiwa tidak merana
dan pikiran tetap bening meraba
memaknai galauanya rasa
agar membantu mengibiri prasangka
yang menggoda dalam relung dilema
benarkah itu terlewatkan sangat
oleh waktu-waktu penuh beban
untukmu karena untukku
biarlah, lupakan saja
03.27,
22062016, Cilodong Depok
-
No comments:
Post a Comment