Pikiran (I)
seperti butiran pasir
sebanyak itulah isi pikiran
semampu apa mengurai dan memilah
mana mesti didahulukan
ketika sampai pun belum tentu
menemui sasaran dan kepastian
- 08052015 -
Pikiran (II)
sebanyak yang disaksikan
sedikit yang dinyatakan
disampaikan pun
hanya kurang dari separuh
seukuran genggaman pun
belum semua
bisa dijelaskan
- 09052015 -
Pikiran (III)
mencoba fokus pada sesuatu dari beragam sesuatu
di mana harus memulai sayatan kata untuk menoreh
memilih pintu apa jendela hati hendak menebarkan elusan
menyapa ramah agar sapuan berakhir tanpa batas berhenti
selalu ada cela tetapi tidak cukup ruang untuk menyusup lebih dalam
kadang gelap mengakhiri batas pandang
di titik cahaya
betapapun sulit tetapi tetap mesti terjaga
berusaha terus merambah sejauh
tersedia kemungkinan
atau melupakan awalnya
saat sudah di akhir
lalu memulai lagi
- 10052015 -
Pikiran (IV)
memilih malam saat bergurau dengan ketiadaan
apapun yang bergerak kadang merengkuh tolehan
ada apa gerangan yang memercikkan desah
seperti lilin yang meleleh di perapian
beradu cahaya tanpa guna
tertimbun helai helai angan
sambil memilah kelopak mana mesti digenggam
ragu mencumbuinya dengan nyaman
retakan pada bilik tidak juga membantu
seratnya sangat tidak beraturan
memilah lagi dengan cara paling manis
menakarnya hati hati agar adil dalam keseimbangan
hingga keraguan menyamai titah benak
setelah tak lagi terbantah
langkah dijejaki pelan pelan
pada retakan menemukan kembangnya
dimanapun sudut lekat dipatri
keluh tetap membayang
oleh kesempurnaan yang hanya kiasan
sekadar meneguhkan
bahwa yang melintas akan berakhir di horizon
menanti kembali permata mimpi yang lain
- 11052015 -
Pikiran (V)
lebih dari yang nampak dengan hanya menyapa perih
dari sekian lama menakar tapak kelam
masih tak terhingga kapan akhirnya
kembali seperti daun bambu yang merenda di tepi
danau
belum berakhir harapan
tetapi lelah ini amat sulit buat dikatakan dengan lembut
perjalanan harusnya selalu berakhir di batas
seperti rindu yang menemukan cintanya
tidak ada yang sia sia memulai lagi dari titik nadir
dengan kembali mencoba
- 13052015 -
Pikiran (VI)
Saat kamu bicara tentang apa-apa yang kamu
miliki
Aku berpikir kamu tidak memiliki apa yang kamu
bicarakan
Kamu terus saja bicara dalam pikiran yang tidak
aku pikirkan
Seakan pikiranku telah tertukar sesaat dengan
pikiranmu
Menjadikanmu berpikir telah memiliki pikiranku
Menganggap mudah dan menyatakan seakan semua
itu pikiranku
Sebaliknya ketika kamu bicara pikiranku terus meralat isi pikiranmu
Karena aku hanya mengikuti pikiranku yang tidak
mungkin kamu pikirkan
Dan kamu hanya mampu bicara saat aku tidak
menyatakan pikiranku
Bersama berpikir dengan pikiran yang tidak
menyatu oleh kata-katamu
Harusnya aku berhenti dari kebiasaanku
mendengarkan pikiranmu
Tidak membenarkan semua bicaramu tanpa harus
dipikir
Itu karena yang kamu pikirkan sudah kubaca
sebelum kamu bicarakan
Pikiranku bukan bicaramu, dan bicaramu sudah
kupikirkan
Tetapi aku setia mendengarkan bicaramu hingga
kamu terdiam
---------------------------------------------------------Catatan ; foto latar puisi, dokumentasi pribadi
No comments:
Post a Comment