Oleh ;
M. Thaha Pattiiha
ABSTRAK
Minyak dan Gas Bumi adalah energi fosil,
energi yang terbentuk selama jutaan tahun di bumi, dan bukan energi terbarukan.
Sumber-sumber energi bagaimanapun juga akan habis pada waktunya, sesuai
ketersediaannya, sementara masih menjadi sangat menarik dalam konsentrasi
kebutuhan dalam perkembangan industri di seluruh dunia. Potensi energi minyak dan gas bumi yang
tersimpan di perut bumi, terus diburu, digali, dan dikelola, untuk memenuhi
kebutuhan mesin-mesin industri, guna memproduksi barang dan jasa. Negara Indonesia dan khususnya Kepulauan
Maluku, karena letak geografisnya dan oleh karena Karunia Allah – Tuhan Yang
Maha Pengasih dan Penyayang, diberkati dengan kekayaan sumber daya alam tidak
terkira. Akan tetapi kemudian menjadi masalah,
karena tidak dengan mudah dinikmati, sebaliknya menimbulkan sengketa
akibat saling berebut untuk menguasai dan menikmati kekayaan tersebut. Politik ekonomi dunia saat ini, lebih
condong kepada kekuatan modal yang menghendaki kebebasan pasar tanpa
batas, dan berupaya mendobrak sekat
lintas negara dan menabrak kepentingan masyarakat banyak, termasuk pemilik
sumber daya alam. Upaya menjadikan seluruh dunia dalam rezim ekonomi pasar
bebas dan perburuan untuk penguasaan sumber daya bernilai ekonomi khususnya sumber daya alam energi sedang trend, yang menjadi incaran pemilik modal serta negara industri besar.
Sampai pun hingga harus saling berperang, saling membunuh, yang penting dapat
menguasai sumber daya energi, manfaat ekonomi, dan peluang pasar global. Faktor kepentingan masing-masing - perorangan, kelompok, atau negara, sangat berpengaruh dan
berdampak pada saling memperkuat dan saling mempengaruhi untuk memperjuangkan
kepentingan. Adapun kepentingan publik sering terabaikan, sekalipun
melalui kebijakan pemerintah, tidak selalu menjamin dapat menyelamatkan. Inilah zaman Neo-kolonialisme ekonomi oleh
rezim liberalisme dan kapitalisme yang meng-global. Posisi Maluku, belum tentu dan tidak menjamin
hak kepemilikan sumber daya alam wilayahnya akan menjadikannya adalah penikmat utama manfaatnya. Maluku berada diantara peluang dan tantangan, bisa juga korban di Blok Masela, untuk itu tulisan ini merangkum, membahas, dan diramu dalam "riwayat" betapa terjal perjalanan Maluku merebut haknya di Blok Masela.
Kata Kunci : Minyak dan Gas Bumi, Abadi Field Blok Masela, INPEX, Neo-Lib, Participating
Intrest, Maluku, Orang Maluku, Indonesia.
I. Pendahuluan
Issue tentang Blok
Masela, sejak awal tahun 2015 hingga saat ini, begitu”sexy” dan “manja” seperti
seorang gadis cantik, Blok Masela adalah “Nona
Manis”. Benar-benar sangat menarik perhatian berbagai pihak, bahkan
sebagian pejabat tinggi negara harus menjadi “korban”. Beragam pendapat,
bermacam alasan, warna-warni sikap dan
pemikiran para pihak, dari mulai level Presiden di Jakarta hingga rakyat biasa
di seputaran lapangan Blok Masela di Maluku.
Ilustrasi Abadi Field Blok Masela (oleh
; M.Thaha Pattiiha)
Dari Profesor geologi, akademisi, ahli
perminyakan, politisi, hingga nelayan kecil di laut Arafuru. Pemain minyak dan
gas, konsultan, kontraktor, suplayer, apalagi pemegang kekuasaan
sebagai penentu kebijakan di pemerintahan. Tidak bersuara tetapi ikut “mengintip”
oleh negara-negara lain, dan tentu pula pemodal besar dunia bidang energi.
Semua mengarahkan perhatian ke Lapangan gas Abadi(Abadi Field) Blok
Masela. Masing-masing melalui bidangnya, saling bersaing dan bertaruh peran
dengan beragam cara untuk mengambil manfaat sebesar-besarnya dari kekayaan
sumber daya alam bumi Maluku di Blok Masela.
Tidak ada yang tidak tertarik kepada
pesona luar biasa si Nona Manis – Blok Masela. Media masa pun ramai
memberitakan, para Ahli dan Pemerhati beropini dengan tulisannya, beragam
pendapat dan komentar masyarakat melalui media sosial.
Oleh suatu alasan sederhana, agar bisa
ikut berkontribusi tentang Blok Masela, tulisan ini dibuat, yang merupakan
rangkuman dari berbagai sumber. Disarikan, dirajut dan diramu hati-hati serta
dengan membatasi tidak menyentuh hal-hal yang lebih teoritis atau bersifat
teknis disiplin keilmuan. Pendapat para ahli, para tokoh, pengamat atau
pemerhati dan sumber lain, lebih banyak melalui media masa resmi online tentang
permasalahan ini yang "beta"1) jadikan rujukan. Tentu belum
semua hal tentang Blok Masela dapat ditulis, setidaknya sedikit muatan melalui
tulisan ini, dengan pengenalan tentang Maluku dan Blok Masela,
perseteruan, hingga peluang dan tantangan bagi Maluku di Blok Masela.
Berharap masih ada yang patut disampaikan serta bernilai informasi, bersyukur bila dapat menjadi pengetahuan bagi pembaca.
II. Maluku Memang Kaya
Kekayaan
Sumber Daya Alam(SDA) Maluku, telah mengundang dan terciptanya sistem
kolonialisme dunia, bahkan sistem kapitalisme yang memonopoli dan mengatur
pasar ekonomi dunia, sepertinya berawal dari era "rempah-rempah"(SDA)
Maluku. Bangsa Eropa mempraktekkan politik kolonialisme dan sistem
kapitalisme, sebagai cara menguasai kekayaan sumber daya alam suatu
wilayah atau negara, boleh jadi bermula di kepulauan Maluku. Politik
kolonialisme Eropa mulai berakhir dipertengahan abad ke-19, kini berganti wajah
menjadi Neo-colonialism, atau kolonialisasi modern. Penguasaan
tidak perlu hingga menggunakan senjata atau berdarah-darah. Cukup menggunakan
kemampuan modal ekonomi, kemudian menebarkan “rayuan maut” melalui lobi-lobi
tanpa terpantau publik, atau melalui diplomasi resmi atas nama hubungan
diplomatik kepada pemegang kekuasaan. Hasilnya kepentingan penguasaan
diakomodir melalui regulasi politik kebijakan yang liberalism-mindate, dibuat bersifat
elastis, abu-abu, dan multi-tafsir. Dengan begitu, mudah membangun opini
pembenaran sepihak yang menghasilkan ruang kebebasan dan kuasa sebesar-besarnya
bagi neo-colonial dengan kekuatan kapitalnya.
Kebebasan yang kadang tanpa belas-kasihan, sebagi cara menghimpun keuntungan sebesar-besarnya, dengan mengeksploitasi secara rakus Sumber Daya Alam(SDA) suatu wilayah Adapun penggunaan tenaga kerja atau pelibatan pekerja dari pemilik hak wilayah, hanya dianggap sebagai alat produksi atau pelengkap semata.
Penguasaan kekayaan sumber daya alam dan pasar ekonomi suatu negara terbuka dan bebas, tetapi telah berada di dalam genggaman dan penguasaan rezim kololinial modern. Rakyat atau masyarakat biasa tetapi pemilik wilayah SDA, umumnya menjadi korban, hak-haknya terabaikan, sebaliknya tanpa daya, terbelunggu dan hingga melarat kehidupannya di lumbung kekayaan SDA-nya sendiri.
Kebebasan yang kadang tanpa belas-kasihan, sebagi cara menghimpun keuntungan sebesar-besarnya, dengan mengeksploitasi secara rakus Sumber Daya Alam(SDA) suatu wilayah Adapun penggunaan tenaga kerja atau pelibatan pekerja dari pemilik hak wilayah, hanya dianggap sebagai alat produksi atau pelengkap semata.
Penguasaan kekayaan sumber daya alam dan pasar ekonomi suatu negara terbuka dan bebas, tetapi telah berada di dalam genggaman dan penguasaan rezim kololinial modern. Rakyat atau masyarakat biasa tetapi pemilik wilayah SDA, umumnya menjadi korban, hak-haknya terabaikan, sebaliknya tanpa daya, terbelunggu dan hingga melarat kehidupannya di lumbung kekayaan SDA-nya sendiri.
Negara
Indonesia diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945, dengan menyatakan
kemerdekaannya setelah lepas dari cengkeraman penjajahan bangsa asing selama
ratusan tahun sebelumnya. Dari pengalaman selama dijajah bangsa asing,
dijadikan catatan pengingat dalam menghasilkan sistem pengelolaan negara dan
tujuan pemanfaatan kekayaan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Tujuan dimaksud resmi tercantum di dalam konstitusi negara
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945(UUD 1945), Pasal (33) Ayat
(3) ; “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Mendahului
sejarah panjang keberadaan kepulauan di Nusantara dan terbentuknya negara
Kesatuan Republik Indonesia, hingga menjadi 1(satu) dari 7(tujuh) provinsi
pertama Negara Indonesia yang dibentuk setelah 2(dua) hari Proklamasi
Kemerdekaan, dan disahkan di tahun 19584).
Sebelumnya wilayah kepulauan Maluku, telah lebih dari 7(tujuh)abad dikuasai
bangsa asing, dimulai dengan penguasaan secara tidak langsung oleh kerajaan
Sriwijaya yang kekuasaannya berpusat di pulau Sumatera, kemudian Majapahit yang
berpusat di pulau Jawa. Dilanjutkan dengan penguasaan oleh bangsa-bangsa Eropa,
Spanyol, Portogis, Inggris, dan berakhir dengan Belanda dan Jepang, mereka
bertahan di Maluku selama hampir 300 tahun.
Maluku
sangat lama dicengkeram oleh bangsa-bangsa asing. Walaupun sebelumnya juga
memiliki beberapa kerajaan lokal, tetapi kekuatan bangsa kolonial asing mampu
menundukkan, menguasai, dan berhasil menjajah bumi Maluku. Kemudian leluasa
merampok kekayaan sumber daya alamnya.
Sejarah
perlawanan Orang-Maluku terhadap para penjajah melalui peperangan demi
peperangan sejak abad ke-15 hingga abad ke-19 untuk melindungi tanah air dengan
segala kekayaan alamnya. Sejarah peperangan paling lama, terjadi di
Maluku, itu telah mengorbankan ribuan nyawa. Perlawanan oleh Sultan
Babullah, Sultan Hairun, Sultan Nuku, A.M. Sangaji, Kapitang Kapahaha, Kapitang
Kakiali, dan para pejuang rakyat Maluku dari bagian paling utara di pulau
Morotai hingga kepulauan paling selatan di lautan Arafuru.
Perlawanan
Orang-Maluku oleh para para pahlawannya terhadap penjajahan, berlangsung lebih
dari 300 tahun. Puncak perlawanan terjadi dalam perang di bulan Mei tahun 1817
yang dipimpin oleh Kapitan Pattimura. Kapitang Pattimura bersama para Kapitang
lain dan rakyat di kepulauan Maluku bagian tengah, berhasil menghancurkan
pasukan Belanda di benteng Belanda Durstede di pulau Saparua, kemudian mendudukinya
selama beberapa waktu sebelum kemudian kembali direbut oleh Belanda. Peperangan
yang kemudian dikenal dalam sejarah sebagai Perang Pattimura, suatu
peristiwa “heroic” Orang-Maluku yang terjadi sudah lebih dari 200 tahun
silam, menjadi bagian terpenting dari sejarah kepahlawanan negara Indonesia.
Maluku
adalah “prasasti” yang menerangkan bagian tak terbantahkan dan tak
terpisahkan dari sejarah perlawanan dan perjuangan suku bangsa di Nusantara.
Maluku memiliki kontribusi sangat jelas dalam menyatukan wilayah Nusantara yang
terpisah secara kepulauan, hingga sampai merdeka dari penjajahan bangsa asing,
kemudian menjadi sebuah negara merdeka bernama Indonesia saat ini.
Maluku
memang telah menjadi incaran bangsa-bangsa di dunia sejak dahulu dan hingga kini
di era kemerdekaan, alasannya karena Maluku adalah wilayah “impian”.
Wilayah bumi yang telah dikaruniai dengan limpahan kekayaan sumber daya alam,
di darat, di udara, di lautan, maupun di dalam perut bumi. Sebagai wilayah
kepulauan Maluku memiliki kekayaan sumber daya alam perikanan, perkebunan,
kehutanan, pariwisata, dan pertambangan5).
Khusus potensi besar pertambangan selain emas, nikel, semen, batuan granit, dan
lain-lain, adalah pertambangan minyak dan gas bumi.
Lapangan
Gas Abadi Blok Masela, adalah yang terbesar potensi gas buminya, salah satu
dari 25 Blok Minyak dan Gas (Migas) yang saat ini dimiliki atau terdapat di
Provinsi Maluku, 15 Blok diantaranya sudah dikelola Kontraktor
Kontrak Kerja Sama(KKKS/K3S), yaitu ;
Blok
Amborip VI, Blok Arafura Sea, Blok Aru Trough, Blok Aru, Blok West Aru I,
Blok West Aru II, Blok South East Seram, Blok Kuwama, Blok East
Bula, Blok Seram Kode 1/05, Blok Seram (non Bula), Blok Bula,
Blok Babar Selaru, Blok Offshore Pulau Moa Selatan, dan Blok Masela. 10 blok
Migas lainnya masih sedang ditawarkan kepada K3S adalah : Blok South Aru, Blok
North Masela, Blok West Abadi, Blok Tatihu, Blok Arafura Sea II,
Blok Aru Trouhg II, Blok South Aru, Blok Yamdena, Blok Sermata, dan
Blok South East Palung Aru6).
Semua
ketersediaan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki tersebut diharapkan
berguna, segera berkontribusi secara berarti terhadap Produk Domestik
Regional Bruto(PDRB) Provinsi Maluku, yang hanya baru bisa
mencapai angka 0,76 persen di tahun 2012. Sepertinya sektor pertambangan bagi
pemerintah daerah Provinsi Maluku, belum dijadikan sektor unggulan8).
Dipertanyakan,
mengapa demikian, padahal pendapatan dari sektor pertambangan sangatlah
menggiurkan, harusnya menjadi salah satu sumber besar pendapatan daerah, serta
mampu memberikan kecukupan bagi perbaikan penghidupan yang layak yaitu
kehidupan yang benar-benar sejahtera bagi masyarakat bangsanya.
Maluku
memang kaya, kaya dengan sejarahnya, kaya dengan sumber daya alamnya, kaya
dengan kontribusinya menjadikan wilayah kepulauan Nusantara menjadi sebuah
negara bernama Indonesia, dan kaya dalam membagi kekayaan kepada negara
Republik Indonesia. Meski pun Maluku itu kaya, tetapi dengan kekayaan itu
rakyat Maluku ternyata kehidupannya jauh dari arti manfaat kekayaan itu
sendiri. Saat ini Maluku masih tergolong wilayah dengan tingkat kemiskinan
masyarakatnya paling teratas dibanding wilayah lain di Indonesia.
III.
Ada Apa Dengan Masela
a.
Nama Masela
Masela atau Marsela – nama sebutan menurut masyarakat setempat, adalah nama
yang digunakan untuk menamai blok gas yang terletak di bagian wilayah dasar lautan Arafuru, perairan di antara daerah Kabupaten Maluku Barat Daya(MBD) dan Maluku Tenggara Barat(MTB). Nama Masela menjadi perhatian publik Indonesia bahkan dunia Internasional karena di tahun 2014, dari hasil eksploitasi telah ditemukan
memiliki kelimpahan kandungan sumber kekayaan energi gas alam, yang diperkirakan kandungan
gas di dalamnya bersifat abadi. Artinya hampir tidak terkira jumlah kandungan gas bumi dan periode masa eksploitasinya.
Masela sendiri adalah nama pulau kecil yang berada di bagian
selatan, satu dari pulau-pulau terselatan kepulauan Maluku, yang berbatasan
langsung dengan wilayah negara Australia. Di selatan pulau Masela tahun 2000 telah ditemukan (discovery) sumber energi gas bumi
dalam kapasitas kandungan yang luar biasa besar, bisa mengalahkan sumber gas bumi
negara Qatar dan diperkirakan dapat diproduksi selama lebih dari 70 tahun9). Sehingga dikatakan lapangan gas
bumi Abadi, karena hampir tidak
terkira dan terbatas jumlah potensi dan masa waktu produksinya. Terbukti
cadangan gas Blok Masela, sebesar 10,73 triliun
kaki kubik (Trillion Cubic Feet - TCF).
Cadangan yang diteliti Lemigas ini sekaligus membuktikan Blok Masela adalah salah satu blok dengan potensi gas alam cair terbesar. Blok Masela juga diketahui sebagai cadangan migas yang terakhir ditemukan sejak 15 tahun lalu. Kini Indonesia berhadapan dengan krisis sumber daya migas dengan rasio pengembalian cadangan sekitar 0,510).
Cadangan yang diteliti Lemigas ini sekaligus membuktikan Blok Masela adalah salah satu blok dengan potensi gas alam cair terbesar. Blok Masela juga diketahui sebagai cadangan migas yang terakhir ditemukan sejak 15 tahun lalu. Kini Indonesia berhadapan dengan krisis sumber daya migas dengan rasio pengembalian cadangan sekitar 0,510).
Pulau Masela memiliki luas 4600Ha11),
berjarak 130 Km dari lapangan GBA-Blok Masela, berdekatan dengan pulau
Babar(17.000,Ha) di bagian utara. Posisi pulau Masela hampir sejajar – sedikit
lebih ke utara, dengan pulau Sermata di bagian barat – kabupaten Maluku Barat
Daya(MBD) dan pulau Selaru(35.400,Ha) yang berada di bagian timur. Pulau Selaru
sedikit lebih dekat dengan Lapangan Gas Abadi - Blok Masela, berjarak sekitar
90 km. Di bagian timur laut pulau Selaru terdapat pulau Yamdena (5.085 Km persegi - 310.000,Ha) – adalah pulau ketiga terbesar di Provinsi Maluku, dengan kota Saumlaki sebagai
ibukota kabupaten Maluku Tenggara Barat, berjarak 95 Km. Sedangkan pulau
Aru - Kabupaten Kepulauan Aru dengan luas
642.800 Ha, berada di bagian timur laut Masela yang berjarak 475 Km dari lapangan
gas Abadi Blok Masela.
Jarak pulau-pulau dengan Blok Masela/Grafis
MI (edit Pen.)12)
Abadi Field
Blok Masela ditemukan (discovery) di
tahun 2000, dilanjutkan dengan pengeboran sumur Appraisal di tahun 2007-"2008 dan 2013-"2014, yang perkiraan cadangan gas
terambilnya + 22 TCF (Wood Mckenzie,
2015)13).
Inpex Corporation mendapat persetujuan kontrak kerjasama(KKS) - Production Sharing Contract(PSC), dari Pemerintah Indonesia pertama
kali tahun 2008 untuk jangka waktu 30 tahun. 10 Tahun pertama merupakan tahap
eksplorasi dan 20 tahun selanjutnya adalah pengembangan dan produksi atau
eksploitasi. Sampai tahun ke-6 sejak tandatangan kontrak, Inpex telah melakukan uji seismic
dua dimensi dan tiga dimensi, serta pengeboran pada tiga sumur. Sejak tahun
2003 sampai 2006, Inpex mengkaji
tentang reservoir atau cadangan gas,
tiga sumur gas, dan rencana pengembangan ke depan. Hingga hampir berakhir masa
eksplorasi yaitu tahun 2008, Inpex
telah mengebor 4 sumur, dengan biaya investasi mencapai 85 juta dollar AS per
sumur, belum termasuk biaya seismic
dan operasional perusahaan14).
PoD (Plan of Development) Sementara Inpex disetujui
pemerintah pada bulan Desember 2008, hingga PoD
I secara resmi disetujui pada Desember 2010. Saat eksplorasi oleh Inpex dilanjutkan ke tahap ke empat pada sumur 8, 9, dan 10,
ternyata cadangan gas diidentifikasi lebih besar dari perkiraan sebelumnya.
Dengan ditemukannya limpahan cadangan gas yang besar, telah ikut merubah
rencana pengembangan Blok Masela selanjutnya.
a. Letak Blok Masela
Ilustrasi Blok Masela ; Letak Abadi Field Blok Masela (Sumber; http://sinarharapan.net/2016/03/blok-masela-jokowi-mendengarkan-suara-rakyat/ diundu 30
Maret 2016 )
Letak Lapangan gas Abadi(Abadi
Field) Blok Masela 15),
yaitu terletak bagian selatan Indonesia, diperbatasan internasional dengan
Australia, dengan kedalaman air(laut) – water
depth, 400 - 800 meter. Abadi Field
berada pada Blok Masela PSC (Production Sharing Contract) di bagian timur Laut Timor dan selatan Palung Timor(Deep Timor
Trough), dengan water
depth lebih dari 1,500
m berada diantara outer ridge
of the Banda Arc dan Blok
Masela. Blok Masela berada pada area upper
slope dari paparan
kontinental Australia dengan water
depth 300 m to 1,000 m. 350 km dari pulau Timor dan 350 km di utara kota Darwin Australia.
Secara Astronomi Blok Masela terletak di antara 080 05’
25,29” - 080 13’ 58,94” LS dan 1290 48’ 11” - 1290 56’
9,55” BT. Perkiraan luas area Blok Masela sekitar 4.291, 35 km persegi 16).
Peta lokasi dari Lapangan Gas Abadi. Garis
kontur menandakan water depth (m). Lapangan gas Abadi berlokasi di
Blok Masela PSC di bagian timur Laut Timor, Indonesia bagian timur, sepanjang
perbatasan internasional Indonesia dan Australia. Deep Timor Trough dengan water depth lebih dari 1,500 m berada
diantara outer ridge of the
Banda Arc dan Blok Masela.
Blok Masela berada pada area upper
slope dari paparan
kontinental Australia dengan water
depth 300 m to 1,000 m.17)
Secara geologi, Abadi Field terdiri dari relatively undeformed Australian
continental margin yang
memanjang hingga perairan Indonesia. Lapangan ini terletak pada ujung timur
dari Sahul Platform dan menempati larged
tilted fault block yang
dibatasi di sebelah timur dan selatan oleh Calder-Malita Grabens. Abadi Field mempunyai akumulasi kolom gas yang
signifikan, reservoir berada pada lingkungan shallow marine, highly mature, quartzose sandstone dari Formasi Middle Jurassic Plover.
Analog terdekat pada Giant
Greater Sunrise dan Bayu - Undan fields. Kualitas reservoir,
pada kedalaman ~3,900 m, bervariasi dari
good to poor, menggambarkan interaksi kompleks dari kontrol
pengendapan utama dan pengaruh diagenesis pada tahap akhir.
Kurang lebih 250 km sebelah barat Abadi, Lapangan Gas Sunrise-Troubadour
(proved & probable recoverable reserves: 8.4 tcf ; informasi publik dari Northern
Territory Government of Australia) menempati sumbu Sunrise-Troubadour High.
Lapangan Gas Evans Shoal (proved & probable recoverable reserves: 6.6 tcf ; informasi
publik dari Northern Territory
Government of Australia) berada kurang lebih 150 km sebelah baratdaya Abadi
diantara Sunrise-Troubadour High dan Malita Graben.
Perkembangan dari Cekungan Northern Bonaparte dipengaruhi
oleh rifting dan pemisahan kontinen pada middle Jurassic - early Cretaceous
sepanjang margin sebelah barat laut Australia, dan pada akhirnya dimodifikasi
oleh collision antara Indo-Australian dan Sunda plates dari Miocene - present(Whittam et al.
1996).
Abadi field berada
pada Cekungan Northern Bonaparte, di Sahul Platform sebelah timur akhir dari
Sunrise-Troubadour High. Ini
dibatasi kesebelah timur oleh Masela Deep, yang merupakan perpanjangan
kesebelah utara dari Calder Graben. The Malita Graben berada disebelah barat
daya dan terdiri dari sedimen tebal Cretaceous-Tertiary (Courtesy Inpex Masela, Ltd - PROCEEDINGS,
INDONESIAN PETROLEUM ASSOCIATION Twenty-Ninth Annual Convention &
Exhibition, October 2003 "The
Abadi Gas Field")18).
Peta Tectonic
elements dari Cekungan
Northern Bonaparte19)
a. Kontrak Kerja Sama Blok Masela
Kontrak Kerja Sama (KKS/PSC)20) Blok Masela antara Pemerintah
Indonesia dengan Inpex Masela Ltd (65% saham) bersama Shell Upstream Overseas Services
Ltd(35 persen saham) ditandatangani pada tanggal 16 Nopember 1998 dan
direncanakan berakhir pada tahun 2028, yaitu Masa Kontrak selama 30 tahun, 10
tahun pertama untuk masa eksplorasi, dan 20 tahun selanjutnya untuk masa
produksi. Tahun 1999-2000 ditemukan cadangan gas di lapangan Abadi.
Selanjutnya tanggal 30 Desember 2008 PoD
Sementara disetujui Menteri ESDM, secara resmi PoD (Plan of Development) I(Pertama) Lapangan Abadi dengan kapasitas
produksi 2,5 MTPA disetujui tanggal 6
Desember 2010. Pada kontrak tersebut, disebutkan 15
persen hasil gross penjualan diserahkan kepada pemerintah Indonesia dan Maluku
mendapatkan 10 persen.
Perkiraan awal dalam PoD I(Pertama), cadangan gas Masela adalah 6 –
7 TCF (Trillion Cubic Feet), yang
berarti hanya bisa memproduksi gas sebanyak 2,5 MTPA. Sehingga pengembangannya diusulkan menggunakan kilang
terapung di laut(FNLG), karena lebih feasible dari pada dibawa ke darat dan
membangun kilang di darat. 7 Tahun kemudian setelah dilakukan eksplorasi
tahap ke-4 pada tahun 2013-2014, yaitu pengeboran Sumur Abadi 8, Abadi 9, dan
Abadi 10, Inpex kemudian pada 12
September 2014 mengajukan Revisi PoD I
dengan perubahan pada kapasitas
FLNG yang naik dari sebelumnya 2,5 MTPA menjadi 7,5 MTPA. Perubahan menjadi 7,5 MTPA, ikut merubah rencana sistem
produksi yang sebelumnya di laut menjadi pindah di darat.
Skenario awal dirubah oleh adanya perubahan pada penemuan baru cadangan
gas yang semula hanya 6-7 TCF,
teridentifikasi ternyata lebih besar yaitu 10,37 TCF. Cadangan gas terbukti bertambah 4 TCF dengan kapasitas produksi direncanakan mencapai 7,5 MTPA dari sebelumnya 2,5 MTPA dengan fasilitas produksi Floting
LNG(FLNG), berarti produksi melonjak
sekitar 300 persen21).
Perubahan atau revisi PoD
dimungkinkan dalam Peraturan Tata Kelola (PTK) PoD, apabila terjadi perubahan pada salah satu dari 3(tiga)
perubahan. Yaitu ; Pertama, volume
besaran cadangannya berubah(membesar atau mengecil). Kedua, terjadi perubahan rencana besaran biaya pengembangan, dan Ketiga, ada perubahan atas skenario
pengembangan. Satu saja dari tiga perubahan itu terjadi, maka PoD harus direvisi22).
Peta Lokasi Lapangan Gas Abadi Blok Masela23)
Perkiraan cadangan gas Blok Masela sebesar 10,37 TCF (Trillion Cubic Feet) cadangan tersertifikasi, dengan kadar CO2
tinggi sebesar 9,3 persen. Butuh kapasitas kilang 7,5 MTPA yang akan memproduksi gas sebesar 1.200 MMSCFD, produksi
Kondensat 24.460 BPD dari cadangan kondensat 209 MMSTB24).
Blok Masela bagi Indonesia menjadi salah satu andalan mega proyek gas,
karena dianggap merupakan jumlah yang sangat besar, sehingga Blok Masela
disebut Lapangan Gas Abadi atau Abadi
Field.
Hetu miki, messe !
Depok, 24 Mei 2018
----------------------------
----------------------------
- Sumber(Referensi) :
1) Beta ; saya, aku, dalam bahasa Maluku.
2) Orang Maluku, untuk menyebut masyarakat Adat (Asli)Maluku
3) NAPITUPULU, HAPOSAN. PH.D. ( Praktisi
Migas danMantan Deputi Perencanaan BP Migas , dalan tulisannya : “KEBERSAMAAN PEMERINTAH MENYIKAPI LANGKAH KUDA INPEX DI
BLOK MASELA”, http://ekbis.rmol.co/read/2016/06/09/249335/Kebersamaan-Pemerintah-Menyikapi-Langkah-Kuda-INPEX--Di-Blok-Masela-#.V1xiQZMeLLk.facebook Kamis, 09 JUNI 2016, diundu 20 Juni 2016, 11:03
4) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1958 tentang Penetapan
Undang-Undang Darurat Nomor 22 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra
Tingkat I Maluku (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 79,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1617);
5) Rencana
Pembangunan Jangka panjang daerah (RPJPD) PROVINSI MALUKU Tahun 2005–2025, www.malukuprov.org.id. diundu pdf 03 Juni 2016, 03:55.
6)
Rumalutur Ishak S,Ir.
Blok Masela Dan Kontribusi BUMD, (Senior
Costum and Formalities for EPCI of The Facilities For The
Development of The Madura BD Flied Project). http://www.tribun-maluku.com/2016/05/blok-masela-dan-kontribusi-bumd.html / diundu
31 Mei 2016
7)
Lokasi Blok Masela (foto: offshore-technology.com)
Via ; http://www.kirmansyam.com/polemik-blok-masela
8) Sumber: Dinas ESDM
Provinsi Maluku Tahun 2013 – dalam Rencana
Pembangunan Jangka panjang daerah (RPJPD) PROVINSI MALUKU Tahun 2005–2025, www.malukuprov.org.id. diundu 03 juni 2016, 03:55.
9) “Kalau dikelola dengan baik,
kekayaan (gas) ini akan mengalahkan Qatar dalam bidang gas, Qatar itu hidup
dari gas,” ujar
Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Sumber
Daya, Rizal Ramli seraya menambahkan, bahwa gas di Blok Masela takkan habis
selama 70 tahun ke depan. http://abdulmuissyam.blogspot.com/2016/01/soal-blok-masela-sudirman-said-cs.html
10) TEMPO.CO KAMIS, 17 DESEMBER 2015 | 04:09 WIB.Keputusan Blok Masela Jadi Penentu Investasi Migas Laut Dalam ;https://bisnis.tempo.co/read/728401/keputusan-blok-masela-jadi-penentu-investasi-migas-laut-dalam.diundu;5/2/2016,20:33
11)
Buku RPJMD Provinsi Maluku Tahun
2005-2019, hal 22, www.malukuprov.go.id diundu-PDF 03/6/2016, 04,17
12) Kementerian ESDM – Grafis; Media Indonesia (MI) http://www.mediaindonesia.com/news/read/41008/kementerian-pupr-siap-bangun-infrastruktur-dasar-blok-masela/2016-04-18 diundu 24/10/2016, 21:36
12) Kementerian ESDM – Grafis; Media Indonesia (MI) http://www.mediaindonesia.com/news/read/41008/kementerian-pupr-siap-bangun-infrastruktur-dasar-blok-masela/2016-04-18 diundu 24/10/2016, 21:36
13)
NAPITUPULU,
HAPOSAN. PH.D. Op.Cit
14) Alfred
Manayang ; Manager Communication and
Relations Inpex Corporation ; Tabloid KONTAN, Senin 8/7/2013, kliping
15) Abadi Gas Field ; di-copypaste dan di-edit dari bloger Irfan Yuliandri Syukri (Lulus dari Institut Teknologi Bandung jurusan Geofisika - tinggal di Jakarta), blog ; inibumi.blogspot.co.id/2012/05/abadi-gas-field.html diposkan 28 Mei 2012, 20:12, di undu
11 November 2013, 20:34
16) Sahrurroni
; https://www.slideshare.net/Ronysyahrur/blok-masela diundu 23 Maret 2018, 23:32
17)
Abadi Gas Field ; Op.Cit.
18) Abadi Gas Field. Op.It.
19) Abadi Gas Field. Op.It.
20)
ambonekspres.fajar.co.id
; Temuan Baru Di Blok Masela. http://ambonekspres.fajar.co.id/2016/02/09/temuan-baru-di-blok-masela/
21)
Edy Mulyadi (Direktur Program Centre for Economic and
Democracy Studies/CEDeS) – “Blok
Masela, Antara Bemo dan Bus Trans Jakarta” http://batamtoday.com/berita-68946-Blok-Masela,-Antara-Bemo-dan-Bus-Trans-Jakarta.html
Diundu 20 Maret 2016, 16:35
22)
NAPITUPULU,
HAPOSAN. PH.D. Op.Cit
23)
Malakalamere,
M. 2014 ; Masela. e-journal.uajy.ac.id/6434/5/KOM404043
pdf
24)
NAPITUPULU,
HAPOSAN. PH.D. Op.Cit
No comments:
Post a Comment