Social Media - Media Sosial, yang tersedia di Internet (Ilustrasi oleh
;MT.Pattiiha)
Dunia internet telah mendekatkan jarak
dan rambahan jangkauan tidak lagi berjauhan, mampu menembus batas ruang dan tempat,
mempersingkat waktu dan meretas batas kesempatan dan pilihan. Tidak lagi ada
jarak, tidak lagi ada hambatan waktu dan tempat, tidak terpengaruh faktor alam
dan cuaca, kesempatan dan peluang hanya dalam hitungan detik. Hampir semua hal
yang menjadi kebutuhan dapat dilayani dan terlaksana melalui media layanan
internet.
Sarana layanan internet
menyediakan berbagai pilihan cara dan hal yang memudahkan untuk saling berinteraksi,
seperti melalui Media masa online, Telepon Interaktif, Perpustakaan online,
Vidio Steaming, E-Mail, hingga Iklan online. Demikian juga tersedia melalui Media Sosial (Medsos) seperti Facebook, Twitter, YouTube, Instagram, Google+, Pintres, Line,
dan medsos lainnya. Ragam medsos yang tersedia di dunia maya – Internet, merupakan persembahan
dari penemuan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern dan paling mutahir
saat ini, khususnya bidang Teknologi Informasi - Information
Technology (IT). Peran sentral IT adalah melalui perangkat keras dan
perangkat lunak media komputer. Revolusi komputerisasi melanda dunia, merambah
hampir segenap bidang kehidupan manusia, terjadi secara cepat dan menyebar luas
ke seluruh penjuru dunia. Internet sebagai produk IT menjadi yang memudahkan kebutuhan berinteraksi,
berkomunikasi, menginformasikan atau menyampaikan beragam hal secara mudah dan
cepat. Seperti medsos, tidak sulit untuk dipelajari, mudah bagi siapapun untuk belajar
dan cepat memahami untuk aktif
menggunakannya. Kecuali pengguna internet yang tidak sekadar penggunaan medsos,
maka butuh pengetahuan dan teknik lebih sehingga butuh waktu yang tidak singkat
mencapai tahap mahir.
Hampir
seluruh manusia penghuni bumi sangat terbantu dan dimudahkan melalui medsos
dengan cara dibuatkan akun, baik akun pribadi atau kelompok, Melalui akun
medsos tersebut dapat memuat atau menyampaikan berbagai konten berupa tulisan
atau gambar. Daya tarik medsos sangat luar biasa, sangat menarik dan memanjakan
penggunanya. Melalui medsos berbagai aktifitas dapat dilakukan, seperti kemudahan
menjalin pertemanan, mempererat persahabatan, mencari sesuatu, menyampaikan
pesan, atau memperkenalkan sesuatu. Menjadi media pengembangan usaha ekonomi,
penyebaran iklan suatu produk barang dan jasa hingga menjadi media kampanye
untuk kepentingan politik praktis. Tetapi yang sangat hebat, adalah tersedia
media belajar paling efektif untuk menambah ilmu dan pengetahuan serta
informasi secara mudah, murah, dan cepat. Sebaliknya dari kita, dapat pula menyebarkan
ilmu dan pengetahuan serta informasi, kepada orang lain.
Seharusnya
ragam bentuk sarana komunikasi yang tersedia lebih diefektifkan pemanfaatannya
secara positif bagi berbagai kebutuhan kehidupan manusia. Dimanfaatkan dengan
baik untuk tujuan positif, yaitu menebarkan kebaikan, demi kesempurnaan hidup antar
umat manusia serta dalam hubungannya dengan lingkungan hidup sebagai suatu
kesatuan di muka bumi. Akan tetapi, terasa miris ketika oleh sebagian orang
menampilkan diri dalam “kebohongan”, karena tidak menampakkan identitas asli atau
data personalnya tidak diketahui. Nama, gambar foto, dan keterangan lainnya
disamarkan hingga dipalsukan. Nama yang bersangkutan menggunakan nama samaran,
dan foto profil dipalsukan menggunakan foto orang lain. Belum lagi, menggunakan
identitas yang mencurigakan, bahkan aneh. Apakah seseorang yang bisa dijadikan
teman atau jangan-jangan adalah musuh, selain laki-laki atau perempuan, jujur
atau bohong, baik atau buruk. Hal yang seperti ini, sudah barang tentu lebih
mendekati anggapan bahwa orang tersebut sedang menyembunyikan sesuatu untuk
tujuan yang juga diselubungkan atau dimaksudkan untuk melakukan hal-hal yang
kemudian sulit atau tidak dapat dipertanggungjawabkan, baik secara moral
maupun hukum.
Pemuatan dan penyebaran
berita atau informasi bohong atau Hoax di medsos, sering menimbulkan masalah. Melalui
akun palsu atau yang dipalsukan, menjadi sarana dan cara seseorang atau
siapapun dimudahkan dengan terselubung melakukan provokasi, intimidasi, dan teror,
menebarkan kebohongan, menyebarkan fitnah dan kebencian. Juga menjadi alat
kampanye politik negatif untuk menebarkan bibit permusuhan yang berakibat
terjadi perpecahan di dalam suatu lingkungan masyarakat, baik lokal, nasional,
hingga internasional. Biasanya dengan
menggunakan "akun palsu" pada medsos sebagai alat perantara melakukan
pembohongan publik, guna kepentingan memuluskan misi dan maksud tertentu yang bertujuan
menguntungkan secara sepihak. Bilamana identitasnya disamarkan atau bersifat
semu, bisa juga menggunakan identitas orang lain, tidak salah kalau patut
dicurigai terindikasi akan atau sedang melakukan kebohongan atau penipuan.
Sebab Identitas
merupakan tanda-tanda, ciri-ciri, jati diri yang
ada pada seseorang atau kelompok yang membedakannya dengan orang dan atau
kelompok yang lain.
Nilai suatu informasi yang bersifat
hoax, relatif bersifat positif, karena berpulang kepada kepentingan yang diinginkan
dan yang dituju oleh siapa sesuatu yang dipublikasikan. Karena manfaat ataupun kebaikan disediakan melalui suatu akun
medsos, memang tidak lepas dan bebas dari perambahan kepentingan sepihak karena
sangat efektif dimanfaatkan secara sadar untuk mempraktekkan hal-hal jahat.
Tidak hanya di
dunia nyata ada kejahatan, di dunia maya pun ada. Kejahatan dunia maya atau Cyber Crime, juga terjadi, tetapi oleh mereka yang memiliki kemampuan
penguasaan ilmu dan pengetahuan tentang teknologi informasi. Di dunia maya dikenal istilah Hackers dan Anonymous, yaitu sebutan bagi orang atau
kelompok orang yang memiliki pengetahuan dan kemampuan IT untuk melakukan
serangan kepada jaringan komputer pihak tertentu yang dikehendaki di dunia maya,
bertujuan merubah atau merusak bahkan hingga diblokir suatu akun medsos atau
kepada suatu alamat situs internet – Website. Mereka dapat melumpuhkan
server komputer tertentu yang dituju, serta dapat mengganti tampilan situs
website, hingga membocorkan informasi rahasia ataupun pribadi ke dunia maya. Dapat katakan, hacker ataupun anonimous adalah orang yang mampu
menumbangkan keamanan suatu jaringan komputer. Jika dilakukan untuk suatu
tujuan jahat maka dan disebut Cracker.
Hacker
diterjemahkan sebagai “peretas” dalam pengertian bahasa Indonesia. Istilah hacker
atau peretas, menurut Fred Shapiro (Wikipedia) bahwa 'peretas' pada awalnya adalah
istilah yang ramah, dan konotasi jahat dari kata tersebut adalah penyimpangan
yang terjadi kemudian. Menurutnya, konotasi jahat bahkan sudah ada di MIT pada
tahun 1963 (mengutip The Tech, sebuah
surat kabar mahasiswa MIT), dan pada saat itu merujuk pada pengguna yang
tidak sah dari jaringan telepon, yaitu, gerakan phreaker yang berkembang
menjadi subkultur hacker keamanan komputer saat ini.
Sedangkan anonymous merupakan kelompok peretas internasional yang
keanggotaannya bersifat desentralisasi, dan tidak memiliki tujuan secara
spesifik. Hal kesamaannya adalah bisa secara bersama-sama melakukan serangan
kepada suatu objek jaringan komputer ataupun suatu isu yang berhubungan
dengan pemanfaatan jaringan komputer baik lokal maupun internasional. Sama-sama
memusuhi dan memerangi kebijakan sensor di internet, mengkampanyekan kebebasan
berpendapat dan melindungi hak azasi manusia di manapun di seluruh dunia. Para
anggota biasanya dikenal mengenakan gambar topeng Guy Fawkers untuk
menutupi jati dirinya, atau dikenal dengan V for Vendetta. Anonymous (listverse.com) tidak
memiliki daftar anggota dan pula tidak ada struktur pengurus, kecuali hanya
bisa terhubung melalui kelompok chat
rahasia. Maka itu, suatu negara yang pemerintahnya cenderung otoriter sering
dibuat kesal dan marah dengan kelompok ini. Disebut anonymous,
berawal dari adanya para user anonimitas yang sering memposting sesuatu di
internet, tetapi oleh banyak orang memilih untuk menyembunyikan identitas
aslinya dan menggunakan identitas palsu di internet agar tidak diketahui oleh
orang lain. Istilah tersebut mulai dikenal sejak yahun 2003 untuk menyebut
para aktivis hacker atau Hacktivis.
Hackers atau Anonymous,
memang tidak selalu adalah penjahat dunia maya, karena sudah menjadi profesi
kalangan tertentu karena juga dibutuhkan bagi yang berkepentingan. Mereka ini
bisa secara sendiri-sendiri(perorangan) atau berkelompok – bersama tetapi tidak
berkumpul di suatu tempat yang sama dan nyata, kecuali hanya terhubung melalui
dunia maya. Istilah bila mereka secara bersama-sama terhubung dalam satu misi
untuk tujuan yang sama disebut Cyber Army atau “pasukan” dunia maya. Sebagai
pasukan, sering disamakan sebagaimana contohnya suatu pasukan tentara –
militer. Pergerakan atau cara kerja ketika melakukan tindakan menyerang sebuah
akun medsos maupun suatu alamat situs, benar-benar sangat luarbiasa dampaknya.
Mereka ini hampir sulit dikenali atau dideteksi tanda-tanda ketika mereka
sedang melakukan aktifitas meretas suatu jaringan komputer, karena sering baru
bisa diketahui setelah terjadi masalah seperti akun sulit diakses, atau alamat
situs menjadi berubah tampilannya. Slogan
yang populer bagi para hacktivis atau anonymous yaitu “We are Anonymous” - kami adalah tanpa nama, tetapi We are Legion - kami adalah pasukan.
Sudah sering terjadi
atau dialami, baik perorangan maupun lembaga di seluruh dunia yang mengalami
dan merasakan bagaimana akun atau alamat situs internetnya dihajar para
“penjahat” dunia maya yang disebut Hackers dan Anonymous. Saya pun pernah
mengalami, bagaimana sakit hati berulang-kali
akun medsos saya dihajar hackers. Maka itu, saya menganggap sangat
perlu menerapkan unsur kehatihatian dengan selalu
selektif mengkonfirmasi adanya permintaan pertemanan baru dari akun medsos yang
nampak samar atau diragukan identitasnya. Selain membentengi akun melalui cara
yang disediakan oleh penyelenggara layanan medsos. Keselamatan akun menjadi
taruhan bebas tidaknya pertahanannya terhadap serangan hackers, yang sering oleh yang
berlawanan kepentingan dan beda prinsip haluan politik. Kehati-hatian menerima
permintaan pertemanan, dengan lebih dahulu membaca dengan cermat identitas akun
yang mengajak berteman, merupakan salah satu cara menghindari "musuh di
dalam selimut" dalam daftar pertemanan akun sendiri. Apabila terindikasi
mencurigakan, maka cara terbaik adalah dengan menolak. Apabila sudah berteman,
maka segera dihapus dan diblokir akun bersangkutan. Demikian juga dengan suatu situs pada jaringan internet,
butuh perlindungan keamanan dengan mengikuti cara dan prosedur resmi yang
disediakan perusahaan penyedia layanan internet.
Maksud dari suatu
penemuan ilmiah sesuai perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan hingga tercipta
teknologi informasi seperti internet, maupun penemuan teknologi lain, pada
prinsipnya semua bertujuan baik untuk hal-hal yang sifatnya positif. Namun
demikian, selalu ada cela untuk dimanfaatkan melakukan kejahatan, menyelenggarakan
hal-hal negatif yang dampaknya merugikan pihak lain, hingga dimanfaatkan meraup
keuntungan secara tidak wajar dan tentu saja dengan melawan atau melanggar hukum.
#MOZAIKCoffee
Depok, 3 Januari 2019
No comments:
Post a Comment