Oleh ; M.
Thaha Pattiiha
(Bagian Pertama)
BLOK MASELA
DAN PRAHARA KUDA TROYA
(Abadi LNG Project)
Ilustrasi dari sumber; Het Paard van
Troje, Giovanni Domenico Tiepolo, 1773 & Paard
van Troje op een Middeleeuws Manuscript,
Historiek.net/INPEX/SKK
Migas/Kemen.ESDM.(Infografis; mth_@embun01/2019)
Prolog
Bila hendak berandai-andai, mungkin
saja sebidang wilayah – yang dikhayalkan, tentang “taman surga” yang
dinampakkan Tuhan – Allah, di muka bumi adalah kepulauan Maluku. Taman indah yang
sempurna untuk menikmati kebahagiaan hidup, dengan ketersediaan beragam impian
yang dibutuhkan. Anugerah tak ternilai dari tanah, air, udara, lengkap dengan isi
alamnya, itu ada di Maluku. Wilayah bumi yang pernah dikenal sebagai The
Spice Islands, yang telah merubah kehidupan dunia
menjadi era baru hingga seperti saat ini. Maluku, entah sampai kapan bisa lepas
dari sebab yang menjadi alasan umat manusia dari berbagai belahan bumi - dengan
beragam cara, saling bersaing berebut untuk menguasainya. Kiasan dari kisah dan
sejarah posisi Maluku yang tersurat dan tersirat, sebagai catatan ketika
menakar perjalanan megah_proyek pertambangan gas alam Abadi di Blok
Masela. Baik atau
buruk dampak kehadirannya relatif ukuran penilaiannya, tetapi - sebagai Orang Maluku, menarik untuk terus
diamati, dikaji, dikritisi, agar bisa diantisipasi. “Prahara (Kuda)Troya" sebagai
rujukan membedah fenomena “trik” berbagai pihak di proyek Blok Masela. Satu –
lagi, dari berbagai sumber daya alam Maluku yang akan dikuras, sementara Orang(pribumi)
Maluku masih saja belum juga menikmati indah dan manisnya anugerah kekayaan taman
surgawi hak-milik-nya.
Prahara Kuda Troya
Membaca narasi waktu dan batang tubuh
utuh rangkaian sejarah perjalanan megah-proyek energi gas alam cair – LNG - Liquified Natural Gas, Lapangan Abadi Blok Masela, memunculkan
pernik-pernik pertimbangan rasio yang menggugah alam sadar. Makin menarik
ketika mendalaminya, terbaca seperti sedang dipraktekkan ulang – mencontoh, episode
dari sejarah konflik – ada yang menganggap hanya mitos atau campuran antara
keduanya, dari masa lalu di lebih dari satu abad Sebelum Masehi(SM). Mungkin
saja termasuk katagori history believed – satu
dari tiga jenis sejarah, menurut Bernard Lewis - sejarawan Amerika, yaitu sejarah yang umumnya diyakini di kalangan masyarakat tertentu, bisa benar tetapi bisa juga hanya sebuah
mitos. Suatu prahara dalam
sejarah kehidupan manusia modern. Peristiwa konflik yang memunculkan istilah Kuda Troya yang kini melegenda, sebagai
ungkapan sinisme atas perilaku akal-akalan manusia yang dipraktekkan guna
efektifitas taktik dan strategi memenangkan kepentingannya.
Istilah “Kuda Troya”
muncul dari taktik dan strategi saat Perang Troya, yang merupakan sebuah epos
dalam Mitologi
Yunani kuno. Diperkirakan terjadi menjelang pertengahan
abad 13 SM – bukti aerkolog menerangkan terjadi di akhir abad 12 SM. Konflik
berawal dari urusan cinta antara raja kerajaan Mycenae – Yunani, dengan pangeran
dari kerajaan Troya - nama Yunani kuno disebut Ilios atau Ilion, terjadi di periode zaman Perunggu. Perang
yang telah mengilhami para penulis zaman Yunani kuno, dari Homer, Herodotus,
dan Sophocles hingga Virgil.
Kisah perang yang diangkat
dari budaya tutur atau tradisi lisan – oral
story, orang Yunani kuno, kemudian untuk pertama kali ditulis Homer dalam “Iliad” - sekitar 762 SM, dan lanjutannya pada karyanya “Odyssey” - 725 SM. Ditulis
Homer 470-an tahun perkiraan
setelah peristiwa konflik berlangsung. Mengisahkan konflik akibat
perselingkuhan cinta dalam rumah tangga raja Mycenae, dianggap menjadi sebab tumbulnya
peperangan dan pengepungan benteng kota Troya kerajaan Troya selama 10(sepuluh)
tahun oleh ribuan pasukan yang melibatkan puluhan kerajaan di Yunani. Sampai
akhirnya, sebuah “kuda kayu” (Δούρειος Ἵππος, Doúreios
Híppos, dalam dialek Yunani
Ionia), menjadi sebab
pasukan Trojan dapat dikalahkan – habis dibantai, di dalam benteng
pertahanannya sendiri, dan kerajaan Troya berhasil dihancurkan dan ditaklukkan oleh
pasukan Yunani. Kisah yang pada abad terakhir SM, dinarasikan ulang dalam “Aeneid“ oleh Virgil – dianggap karya puisi epik klasik
terbesar ketiga. Namun demikian ada anggapan dari
pengamat sejarah dunia, banyak bagian dari epik Perang Troya yang sulit dibaca
secara historis.
Penulis meragukan
peristiwa perselingkuhan bukan rekayasa jebakan oleh Odysseus, yang sebelumnya sudah
direncanakan bersama Menelaus. Odysseus dikenal sangat cerdas dalam berdiplomasi,
serta pandai dalam hal menyusun taktik dan strategi dengan cara tipu muslihat. Jebakan
direkayasa, agar dapat dijadikan alasan menyerang dan menaklukkan kerajaan Troya.
Bagaimana mungkin puluhan ribu anggota pasukan Yunani yang dikumpulkan dari
puluhan kerajaan beserta seribu lebih kapal, hanya bermaksud membebaskan
seorang Helena dengan cara kekerasan – peperangan. Mengapa bukan menggunakan jalur
diplomatik untuk negosiasi sebagai cara damai, Odysseus mampu sebagai dutanya. Bukankah
terbalik anggapan, bukan kecemburuan
atau sakit hati Menelaus kepada Paris. Lebih dari itu – peselingkuhan, tujuan
utama adalah untuk menghancurkan kejayaan kerajaan Troya, yang nampaknya disudah
lebih maju dan makmur dari kerajaan-kerajaan di wilayah Yunani.
Bukti arkeologi dari situs
kerajaan Troya yang digali dan diteliti pada tahun 1870 di bawah arahan
arkeolog Jerman Heinrich Schliemann. Troya sebagai kota Zaman Perunggu yang
sudah sangat maju dan tertata baik, ditunjukan dengan dengan kokoh dan indahnya
benteng, istana dan bangunan administrasi kerajaan Troya. Setelah Troya runtuh
– Arkeolog menandai waktunya 1.180 SM, kemudian
diduduki dan dibangun kembali oleh Yunani dan berlanjut ke zaman Romawi hingga
Ottoman. Wilayah yang sangat strategis, jembatan penghubung laulintas
perdagangan – ekonomi, Eropa dan Asia, selain wilayah antara – jembatan, dalam sejarah
politik penaklukkan dan perluasan kekuasaan selama ribuan tahun.
Helen hanya umpan – modus,
menjebak pangeran Paris dari Troya yang berulang berkunjung ke Sparta. Paris dan
Helena dibiarkan di istana Sparta, sementara Menelaus sengaja pergi ke Kreta,
yang juga dengan begitu mudah Paris melarikan Helena ke kerajaan Troya. Helena terkenal
karena kecantikannya, tetapi telah menjadi istri raja Sparta Menelaus - putra
Atreus. Dengan modus perselingkuhan, Menelaus mengajak saudaranya Agamemnon raja
Mycenae, dan Agamemnon memimpin seribu
lebih armada kapal menyeberangi Laut Aegean ke Asia Kecil – Turki sekarang,
dengan alasan menuntut Priam - raja Troya, mengembalikkan Helena. Ekpedisi puluhan
ribu pasukan Yunani dari seluruh wilayah
Hellenic, guna mengepung dan menyerang kerajaan Troya yang menghabiskan waktu
10 tahun hanya untuk “membebaskan” Helena. Nyatanya, Menelaus – yang telah
menuduh istrinya berselingkuh, tidak menghabisi nyawa Helena saat ditemui di
dalam istana Troya, bahkan dibawa pulang ke Sparta untuk kembali menjadi
istrinya,.
Putri Raja Troya, Priamos (Lukisan
menurut George Romney). Peringatannya akan bahaya kuda kayu yang ditarik masuk ke dalam benteng kota Troya, diabaikan
para Trojan – pasukan Troya.
Lebih dari 3000 tahun lalu kisah kuda troya, kuda kayu yang sesungguhnya
adalah kuda rekayasa, hingga kini tetap viral sebagai kata kiasan argumen diplomatis
maupun politis. Peristiwa yang sering dijadikan contoh perumpamaan perilaku gaya
strategi dan daya taktis tipu-menipu menaklukkan lawan, dan sebaliknya gambaran
gegabahnya sasaran – mengabaikan peringatan, sehingga mudah menjadi korban
sia-sia akibat kesalahan sendiri. Cara yang juga
digunakan di teknologi komputer, sebuah program tipuan bernama Trojan dirancang
untuk menembus keamanan sistem komputer sehingga pengguna yang terserang menjalankan
program secara sukarela tanpa disadari adalah program berbahaya.
Adu Kuat Mafia Di Blok Masela
Rencana lokasi Logistic Supply Base (LSB)
Abadi Field Masela Block
di Petuanan adat Olilit, Kec. Tanimbar Selatan (Pulau
Yamdena) Kab. Kep. Tanimbar (Edit; @embun01 /foto; M.Lorulung)
Istilah Kuda Kayu di dunia modern sekarang
disebut sebagai kuda tunggangan atau kuda bebab dalam pengertian sebagai
perbuatan negatif, sebab dilakukan dengan cara penuh tipu-muslihat. Menggunakan
cara perantaraan untuk menjalankan sesuatu niat atau maksud, guna mencapai tujuan,
ketika terhalang sesuatu atau tidak dapat dilakukan langsung. Memanfaatkan
pihak tertentu, bisa dari kalangan sendiri, pihak lain atau pihak tertuju. Perantaraan
– melalui, berfungsi hanya jembatan – bisa alat atau orang, yang memudahkan tercapai
yang diinginkan. Dalam istilah lain disebut mendompleng, agar mencapai suatu
tujuan dan memuluskan berhasilnya suatu kepentingan. Secara metaforis, istilah kuda troya mengacu kepada tipu daya yang
membuat sasaran tipu daya mengundang musuh ke tempat yang seharusnya
terlindungi.
Apa hubungannya kisah
konflik perang Troya dengan “carut-marut” proyek energi gas alam cair – LNG,
“raksasa” Lapangan Abadi Blok Masela. Tentu tidak ada hubungan langsung.
Kecuali, memaknai kisahnya – secara tidak langsung, guna menerjemah berbagai gejala dari peristiwa-peristiwa
menarik yang muncul ketika mendalami sejarah perjalanan sejak persetujuan dimulainya
eksplorasi, hingga menjelang eksploitasi saat ini, serta untuk membacanya di
masa depan.
Proyek Blok Masela sesungguhnya
selain untuk memenuhi kebutuhan energi, adalah kepentingan bisnis – murni masalah
ekonomi, yang oleh negara Indonesia dikuasakan penglolaannya 100%(seratus
persen) kepada pihak asing, yaitu Inpex
Masela Ltd - (Inpex Corporation, Jepang) dan Shell Plc - (Royal Dutch
Sheel, Belanda – Inggris). Sekalipun menggunakan sistem bagi hasil produksi
– keuntungan penjualan, tetap saja ada ruang – gelap, bermain bagi para pemain
tertentu – para “Mafia” Minyak dan gas bumi(Migas), karena pemerintah – melalui
pengawasan SKK Migas, hanya mendapat laporan akhir di ujung setiap tahap proses
oleh Kontraktor PSC – Production Sharing Cotract. Dan mafia, menjadi
mahluk tertuduh praktek di ruang gelap apabila ada yang tidak beres. Anehnya, sering
disebut tetapi tidak pernah nampak wujudnya, sepertinya hanya bisa diraba.
Mafia sebagai istilah
umum dalam praktek – negatif, dunia bisnis, terjadi melalui praktek “perselingkuhan”-
direkayasa atau disengaja secara sadar, sebagai modus pelaku ekonomi kapitalis
dan neo liberalis – mafia ekonomi pasar bebas, guna meraup untung
sebesar-besarnya. Kekuatan modal dijadikan kuda troya yang dengan mudah
disambut pemangku kebijakan – pemegang kekuasaan negara maupun daerah –
eksekutif maupun legislatif, bahkan yudikatif. Bisa terjadi karena masing-masing
pihak saling butuh memenuhi kepentingannya. Ada dimand – permintaan, tentu akan ada suplay - pemasok, dan ada harga berlaku sesuai kebutuhan yang
disepakati. Pelaku bisa beragam dan melibatkan banyak pihak dalam memuluskan lintasan menuju kepentingan di tujuan akhir.
Melalui kekuasaan –
pemerintah, adalah cara paling efektif. Apabila berhasil, maka atas nama
kekuasaan, sesuatu yang disepakati disamarkan dan disusupkan melalui regulasi dan
praktek kebijakan, sebagai cara paling efektif dan tidak mudah diketahui rakyat
umumnya. Berbagai kasus yang diungkap Komisi Pemberantasan Korupsi Republik
Indonesia (KPK–RI)) yang melibatkan pejabat publik, sama penggunaan teori dan
rumus – memanfaatkan jabatan, dalam praktek kisah kejahatannya. Bermula dengan
selingkuhan – kolusi dan nepotsme, antara dua atau lebih pihak, maka lahir
kejahatan korupsi.
Peristiwa paling menarik
perhatian, adalah adu kuat kubu opsi Offshore
vs opsi Onshore; Seteru
Konstitusi vs Neolib Di Blok Masela. Muncul menjadi wacana publik akibat adu
argumen terbuka Rizal Ramli (RR) – Menteri
Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (2015-2016) yang
bertahan pada opsi Onshore. Adu
kuat dengan berbagai pihak pendukung opsi Offshore, karena
Menko RR rakyat jadi tahu soal Blok Masela.
Perseteruan berakhir ketika
Presiden Indonesia Joko Widodo memutuskan pilihan pada opsi Onshore Kilang
Blok Masela dibangun di darat - daratan Maluku. Keputusan
bijak dan tentu saja konstitusional. Hal itu telah memutus hubungan perselingkuhan
pihak yang sudah bersusah payah berniat – para penunggang kuda troya, menggarap
untung besar melalui opsi terapung Offshore
– floting LNG. Dengan kilang LNG terapung
yang berada di tengah laut – lepas, gas disedot, dipisahkan yang tidak perlu
lalu “dilarikan” untuk diproses ditempat lain, selanjutnya dijual. Maluku bakal
tau apa, berapa kaki kubik gas yang disedot, diproses, dan dijual, dari hasil kandungan
abadi jutaan tahun rahim “Ina Marsela”
bumi Alifuru - Maluku.
Peristiwa menarik muncul
melalui berita Majalah Tempo edisi cetak 18-24 November 2019, jadi cover-nya, tentang kehadiran salah satu Taipan bermodal dan berjaringan usaha
besar, di Tual - kabupaten Maluku Tenggara. Kehadirannya – bersama generasi
kedua penerus usahanya, guna menawarkan lokasi dermaga kepunyaan salah satu
anak perusahaannya di bidang perikanan yang sudah berhenti beroperasi, untuk
digunakan pihak kontraktor proyek Blok Masela sebagai Logistic Supply Base(LSB) - pangkalan pemasok
logistik.
Sebelum dihebohkan dengan kehadiran sang Taipan, dermaga dimaksud lebih dulu
sudah disuarakan Gubernur Maluku Murad Ismail.
LSB sangat diperlukan sebagai fasilitas vital penunjang pekerjaan proyek Blok
Masela, baik di laut maupun di darat - Offshore Onshore Logistics, dan dibutuhkan selama proyek Blok
Masela beroperasi. Sebelum menjadi heboh – oleh Tempo, rencana pembangunan LSB sudah dimulai sejak
tahun 2015, yang diperkirakan habiskan dana belanja modal US$0,4 Milyar. Dimulai dengan pembebasan tanah lokasi yang berada di wilayah petuanan adat Negeri Olilit,
kecamatan Tanimbar Selatan – Pulau Yamdena. Di lokasi ini - arah barat daya
kota Saumlaki, berjarak 115 kilometer dari titik lokasi Blok Masela di laut
Arafuru dan sangat dekat dengan lokasi kilang di darat.
Masyarakat adat pemegang hak tanah – 11,5 hektar,
sebanyak 52 orang rela melepaskan tanah miliknya, kecuali 30 hektar yang sudah
lebih dulu dikuasai pengusaha – sepertinya masih satu keluarga dan bukan
masyarakat adat setempat, dan sebagian tanah malah sudah bersertifikat. Muncul kabar warga
MTB tolak jual lahan ke Inpex, nyatanya hanya oleh satu keluarga yang
berjumlah 10 orang – bukan pribumi, sebagai pemilik 30 hektar dimaksud.
Pernyataan keberatan – kata “manis” dari penolakan, secara tertulis mereka
sampaikan kepada pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar(d/h MTB - Maluku
Tenggara Barat), bahwa tanah tersebut tidak
dijual dan akan dibangun pangkalan logistik untuk disewakan. Mereka tidak
sendiri, akan mengajak serta – trik kuda troya - juga, perusahaan lain dari
Jakarta.
Bandingkan dengan dermaga yang
ditawarkan sang Taipan(konglomerat) – siap pakai, di Tual yang berjarak dengan Blok Masela
lebih dari 400 kilometer. Timbul lagi polemik baru, sebab dikuatirkan bisa
membengkakkan biaya proyek yang sebelumnya oleh pemerintah – melibatkan juga KPK, telah disetujui proposal revisi
pengembangan Blok Masela - Plan
of Development (PoD), dan sudah diserahkan kepada kontraktor. KPK dilibatkan untuk
mencegah potensi korupsi dalam pengembangan blok yang memiliki investasi besar dengan
sistem PSC, yang berlaku Cost Recovery
ekplorasi.
Contoh miris yang terkuak ke publik, menggambarkan
betapa berkuasanya kekuatan modal – kapitalis, mengalahkan kepentingan umum dan
bahkan membungkam kekuasaan pemerintah. Cara tega kapitalis – mafia juga, meraih
untung sepihak dengan mengorbankan pihak lain, walaupun itu publik.
Seperti itu, jangan sampai
terus marak dan makin masif terjadi, karena dapat memupus harapan besar akan
dampak positif berganda - multiplier
effect, yang jadi
alasan Onshor LNG Blok Masela. Harus dibuktikan Onshor bukan keputusan
keliru dan multiplier effect hanya
sebatas “iming-iming”, tetapi keputusan benar dan
akan hadir peluang yang melibatkan banyak tenaga kerja melalui berbagai bidang
usaha hilir dan berbagai efek ekonomi lain. Saat ini belum ada yang dimaksud - multiplier effect, seperti akan dibangun pabrik
pupuk dan petrokimia, selain kesibukan kontraktor dan pemerintah sedang
menyiapkan lokasi rencana pembangunan kilang LNG. Kecuali pebisnis kapitalis
liberal dan mafia – termasuk calo, yang berkepentingan, yang
makin sibuk membangun dan memikirkan cara bagaimana bisnisnya lancar, berkembang, dan untung sebesar-besarnya, dengan trik kuda
troya agar berhasil masuk ke dalam pekerjaan raksasa proyek Blok Masela.
Bersambung ke bagian kedua ; Participating Interest 5 Blok Masela Sebagai Kuda Troya
Bersambung ke bagian kedua ; Participating Interest 5 Blok Masela Sebagai Kuda Troya
Kampung Bulak, 20 Desember 2019.
---------------------------------------------------
Link sumber rujukan, tulisan berwarna
No comments:
Post a Comment