Alifuru Supamaraina: ABADI FIELD BLOK MASELA ; JALAN TERJAL MEREBUT HAK MALUKU

Thursday, May 24, 2018

ABADI FIELD BLOK MASELA ; JALAN TERJAL MEREBUT HAK MALUKU

Oleh ; M. Thaha Pattiiha

ABSTRAK

Minyak dan Gas Bumi adalah energi fosil, energi yang terbentuk selama jutaan tahun di bumi, dan bukan energi terbarukan. Sumber-sumber energi bagaimanapun juga akan habis pada waktunya, sesuai ketersediaannya, sementara masih menjadi sangat menarik dalam konsentrasi kebutuhan dalam perkembangan industri di seluruh duniaPotensi energi minyak dan gas bumi yang tersimpan di perut bumi, terus diburu, digali, dan dikelola, untuk memenuhi kebutuhan mesin-mesin industri, guna memproduksi barang dan jasa. Negara Indonesia dan khususnya Kepulauan Maluku, karena letak geografisnya dan oleh karena Karunia Allah – Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, diberkati dengan kekayaan sumber daya alam tidak terkira. Akan tetapi kemudian menjadi masalah,  karena tidak dengan mudah dinikmati, sebaliknya menimbulkan sengketa akibat saling berebut untuk menguasai dan menikmati kekayaan tersebut. Politik ekonomi dunia saat ini, lebih condong kepada kekuatan modal yang menghendaki kebebasan pasar tanpa batas,  dan berupaya mendobrak sekat lintas negara dan menabrak kepentingan masyarakat banyak, termasuk pemilik sumber daya alam. Upaya menjadikan seluruh dunia dalam rezim ekonomi pasar bebas dan perburuan untuk penguasaan sumber daya bernilai ekonomi khususnya sumber daya alam energi sedang trend, yang menjadi incaran pemilik modal serta negara industri besar. Sampai pun hingga harus saling berperang, saling membunuh, yang penting dapat menguasai sumber daya energi, manfaat ekonomi, dan peluang pasar global. Faktor kepentingan masing-masing - perorangan, kelompok, atau negara, sangat berpengaruh dan berdampak pada saling memperkuat dan saling mempengaruhi untuk memperjuangkan kepentingan. Adapun kepentingan publik sering terabaikan, sekalipun melalui kebijakan pemerintah, tidak selalu menjamin dapat menyelamatkan. Inilah zaman Neo-kolonialisme ekonomi oleh rezim liberalisme dan kapitalisme yang meng-global. Posisi Maluku, belum tentu dan tidak menjamin hak kepemilikan sumber daya alam wilayahnya akan menjadikannya adalah penikmat utama manfaatnya. Maluku berada diantara peluang dan tantangan, bisa juga korban di Blok Masela, untuk itu tulisan ini merangkum, membahas, dan diramu dalam "riwayat" betapa terjal perjalanan Maluku merebut haknya di Blok Masela.

Kata Kunci : Minyak dan Gas Bumi, Abadi Field Blok Masela, INPEX, Neo-Lib, Participating Intrest, Maluku, Orang Maluku, Indonesia.



I.    Pendahuluan

           Issue tentang Blok Masela, sejak awal tahun 2015 hingga saat ini, begitu”sexy” dan “manja” seperti seorang gadis cantik, Blok Masela adalah “Nona Manis”. Benar-benar sangat menarik perhatian berbagai pihak, bahkan sebagian pejabat tinggi negara harus menjadi “korban”. Beragam pendapat, bermacam alasan,  warna-warni sikap dan pemikiran para pihak, dari mulai level Presiden di Jakarta hingga rakyat biasa di seputaran lapangan Blok Masela di Maluku.

ABADI FIELD BLOK MASELA ; JALAN TERJAL MEREBUT HAK MALUKU
Ilustrasi Abadi Field Blok Masela (oleh ; M.Thaha Pattiiha)

Dari Profesor geologi, akademisi, ahli perminyakan, politisi, hingga nelayan kecil di laut Arafuru. Pemain minyak dan gas, konsultan, kontraktor, suplayer, apalagi pemegang kekuasaan sebagai penentu kebijakan di pemerintahan. Tidak bersuara tetapi ikut “mengintip” oleh negara-negara lain, dan tentu pula pemodal besar dunia bidang energi. Semua mengarahkan perhatian ke Lapangan gas Abadi(Abadi Field) Blok Masela. Masing-masing melalui bidangnya, saling bersaing dan bertaruh peran dengan beragam cara untuk mengambil manfaat sebesar-besarnya dari kekayaan sumber daya alam bumi Maluku di Blok Masela.

Tidak ada yang tidak tertarik kepada  pesona luar biasa si Nona Manis – Blok Masela. Media masa pun ramai memberitakan, para Ahli dan Pemerhati beropini dengan tulisannya, beragam pendapat dan komentar masyarakat melalui media sosial.

Oleh suatu alasan sederhana, agar bisa ikut berkontribusi tentang Blok Masela, tulisan ini dibuat, yang merupakan rangkuman dari berbagai sumber. Disarikan, dirajut dan diramu hati-hati serta dengan membatasi tidak menyentuh hal-hal yang lebih teoritis atau bersifat teknis disiplin keilmuan. Pendapat para ahli, para tokoh, pengamat atau pemerhati dan sumber lain, lebih banyak melalui media masa resmi online tentang permasalahan ini yang "beta"1) jadikan rujukan. Tentu belum semua hal tentang Blok Masela dapat ditulis, setidaknya sedikit muatan melalui tulisan ini,  dengan pengenalan tentang Maluku dan Blok Masela, perseteruan, hingga peluang dan tantangan bagi Maluku di Blok Masela. 

Berharap masih ada yang patut disampaikan serta bernilai informasi, bersyukur bila dapat menjadi pengetahuan bagi pembaca. 

Diam pun bukan cara yang bijak, bersuara pun bila berlebihan malah tidak produktif, beralaskan suara hati sebagai “Orang Maluku2), sejatinya karena rasa peduli setelah lama mengamati. Beta merasa terpanggil untuk berpartisipasi ikut serta menyikapi “langkah kuda3) - percaturan“, pengelolaan kekayaan sumber daya alam umumnya dan khususnya energi gas pada Lapangan Abadi Field Blok Masela di bumi terlahir dan tercinta Maluku.



    II.  Maluku Memang Kaya

             Kekayaan Sumber Daya Alam(SDA) Maluku, telah mengundang dan terciptanya sistem kolonialisme dunia, bahkan sistem kapitalisme yang memonopoli dan mengatur pasar ekonomi dunia, sepertinya berawal dari era "rempah-rempah"(SDA) Maluku.  Bangsa Eropa mempraktekkan politik kolonialisme dan sistem  kapitalisme, sebagai cara menguasai kekayaan sumber daya alam suatu wilayah atau negara, boleh jadi bermula di kepulauan Maluku. Politik kolonialisme Eropa mulai berakhir dipertengahan abad ke-19, kini berganti wajah menjadi Neo-colonialism, atau kolonialisasi modern. Penguasaan tidak perlu hingga menggunakan senjata atau berdarah-darah. Cukup menggunakan kemampuan modal ekonomi, kemudian menebarkan “rayuan maut” melalui lobi-lobi tanpa terpantau publik, atau melalui diplomasi resmi atas nama hubungan diplomatik kepada pemegang kekuasaan. Hasilnya kepentingan penguasaan diakomodir melalui regulasi politik kebijakan yang liberalism-mindate, dibuat bersifat elastis, abu-abu, dan multi-tafsir. Dengan begitu, mudah membangun opini pembenaran sepihak yang menghasilkan ruang kebebasan dan kuasa sebesar-besarnya bagi neo-colonial dengan kekuatan kapitalnya. 

Kebebasan yang kadang tanpa belas-kasihan,  sebagi cara menghimpun keuntungan sebesar-besarnya, dengan mengeksploitasi  secara rakus Sumber Daya Alam(SDA) suatu wilayah Adapun penggunaan tenaga kerja atau pelibatan pekerja dari pemilik hak wilayah, hanya dianggap sebagai alat produksi atau pelengkap semata. 

Penguasaan kekayaan sumber daya alam dan pasar ekonomi suatu negara terbuka dan bebas, tetapi telah berada di dalam genggaman dan penguasaan rezim kololinial modern. Rakyat atau masyarakat biasa tetapi pemilik wilayah SDA, umumnya menjadi korban, hak-haknya terabaikan, sebaliknya tanpa daya, terbelunggu dan hingga melarat kehidupannya di lumbung kekayaan SDA-nya sendiri.

Negara Indonesia diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945, dengan menyatakan kemerdekaannya setelah lepas dari cengkeraman penjajahan bangsa asing selama ratusan tahun sebelumnya. Dari pengalaman selama dijajah bangsa asing, dijadikan catatan pengingat dalam menghasilkan sistem pengelolaan negara dan tujuan pemanfaatan kekayaan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Tujuan dimaksud resmi tercantum di dalam konstitusi negara Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945(UUD 1945), Pasal (33)  Ayat (3) ; “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Mendahului sejarah panjang keberadaan kepulauan di Nusantara dan terbentuknya negara Kesatuan Republik Indonesia, hingga menjadi 1(satu) dari 7(tujuh) provinsi pertama Negara Indonesia yang dibentuk setelah 2(dua) hari Proklamasi Kemerdekaan, dan disahkan di tahun 19584). Sebelumnya wilayah kepulauan Maluku, telah lebih dari 7(tujuh)abad dikuasai bangsa asing, dimulai dengan penguasaan secara tidak langsung oleh kerajaan Sriwijaya yang kekuasaannya berpusat di pulau Sumatera, kemudian Majapahit yang berpusat di pulau Jawa. Dilanjutkan dengan penguasaan oleh bangsa-bangsa Eropa, Spanyol, Portogis, Inggris, dan berakhir dengan Belanda dan Jepang, mereka bertahan di Maluku selama hampir 300 tahun.

Maluku sangat lama dicengkeram oleh bangsa-bangsa asing. Walaupun sebelumnya juga memiliki beberapa kerajaan lokal, tetapi kekuatan bangsa kolonial asing mampu menundukkan, menguasai, dan berhasil menjajah bumi Maluku. Kemudian leluasa merampok kekayaan sumber daya alamnya. 

Sejarah perlawanan Orang-Maluku terhadap para penjajah melalui peperangan demi peperangan sejak abad ke-15 hingga abad ke-19 untuk melindungi tanah air dengan segala kekayaan alamnya. Sejarah peperangan paling lama, terjadi di Maluku, itu telah mengorbankan ribuan nyawa. Perlawanan oleh Sultan Babullah, Sultan Hairun, Sultan Nuku, A.M. Sangaji, Kapitang Kapahaha, Kapitang Kakiali, dan para pejuang rakyat Maluku dari bagian paling utara di pulau Morotai hingga kepulauan  paling selatan di lautan Arafuru.  

Perlawanan Orang-Maluku oleh para para pahlawannya terhadap penjajahan, berlangsung lebih dari 300 tahun. Puncak perlawanan terjadi dalam perang di bulan Mei tahun 1817 yang dipimpin oleh Kapitan Pattimura. Kapitang Pattimura bersama para Kapitang lain dan rakyat di kepulauan Maluku bagian tengah, berhasil menghancurkan pasukan Belanda di benteng Belanda Durstede di pulau Saparua, kemudian mendudukinya selama beberapa waktu sebelum kemudian kembali direbut oleh Belanda. Peperangan yang kemudian dikenal dalam sejarah sebagai Perang Pattimura, suatu peristiwa “heroic” Orang-Maluku yang terjadi sudah lebih dari 200 tahun silam, menjadi bagian terpenting dari sejarah kepahlawanan negara Indonesia.

Maluku adalah “prasasti” yang menerangkan bagian tak terbantahkan dan tak terpisahkan dari sejarah perlawanan dan perjuangan suku bangsa di Nusantara. Maluku memiliki kontribusi sangat jelas dalam menyatukan wilayah Nusantara yang terpisah secara kepulauan, hingga sampai merdeka dari penjajahan bangsa asing, kemudian menjadi sebuah negara merdeka bernama Indonesia saat ini.

Maluku memang telah menjadi incaran bangsa-bangsa di dunia sejak dahulu dan hingga kini di era kemerdekaan, alasannya karena Maluku adalah wilayah “impian”.  Wilayah bumi yang telah dikaruniai dengan limpahan kekayaan sumber daya alam, di darat, di udara, di lautan, maupun di dalam perut bumi. Sebagai wilayah kepulauan Maluku memiliki kekayaan sumber daya alam perikanan, perkebunan, kehutanan, pariwisata, dan pertambangan5). Khusus potensi besar pertambangan selain emas, nikel, semen, batuan granit, dan lain-lain, adalah pertambangan minyak dan gas bumi. 

Lapangan Gas Abadi Blok Masela, adalah yang terbesar potensi gas buminya, salah satu dari 25 Blok Minyak dan Gas (Migas) yang saat ini dimiliki atau terdapat di Provinsi Maluku,  15 Blok diantaranya sudah dikelola Kontraktor  Kontrak Kerja Sama(KKKS/K3S), yaitu ; 

Blok Amborip VI,  Blok Arafura Sea, Blok Aru Trough, Blok Aru, Blok West Aru I,  Blok West Aru II,  Blok South East Seram, Blok Kuwama, Blok East Bula,  Blok Seram Kode 1/05,  Blok Seram (non Bula),  Blok Bula, Blok Babar Selaru, Blok Offshore Pulau Moa Selatan, dan Blok Masela. 10 blok Migas lainnya masih sedang ditawarkan kepada K3S adalah : Blok South Aru, Blok North Masela,  Blok West Abadi,  Blok Tatihu, Blok Arafura Sea II, Blok Aru Trouhg II, Blok South Aru,  Blok Yamdena,  Blok Sermata, dan  Blok South East Palung Aru6). 

Semua ketersediaan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki tersebut diharapkan berguna, segera berkontribusi secara berarti terhadap Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) Provinsi Maluku,  yang hanya baru bisa mencapai angka 0,76 persen di tahun 2012. Sepertinya sektor pertambangan bagi pemerintah daerah Provinsi Maluku, belum dijadikan sektor unggulan8).

Dipertanyakan, mengapa demikian, padahal pendapatan dari sektor pertambangan sangatlah menggiurkan, harusnya menjadi salah satu sumber besar pendapatan daerah, serta mampu memberikan kecukupan bagi perbaikan penghidupan yang layak yaitu kehidupan yang benar-benar sejahtera bagi masyarakat bangsanya.

Maluku memang kaya, kaya dengan sejarahnya, kaya dengan sumber daya alamnya, kaya dengan kontribusinya menjadikan wilayah kepulauan Nusantara menjadi sebuah negara bernama Indonesia, dan kaya dalam membagi kekayaan kepada negara Republik Indonesia. Meski pun Maluku itu kaya,  tetapi dengan kekayaan itu rakyat Maluku ternyata kehidupannya jauh dari arti manfaat kekayaan itu sendiri. Saat ini Maluku masih tergolong wilayah dengan tingkat kemiskinan masyarakatnya paling teratas dibanding wilayah lain di Indonesia.



III.        Ada Apa Dengan Masela

                    a.     Nama Masela

                    Masela atau Marsela – nama sebutan menurut masyarakat setempat, adalah nama yang digunakan untuk menamai blok gas yang terletak di bagian wilayah dasar lautan Arafuru, perairan di antara daerah Kabupaten Maluku Barat Daya(MBD) dan Maluku Tenggara Barat(MTB). Nama Masela menjadi perhatian publik Indonesia bahkan dunia Internasional karena  di tahun 2014, dari hasil eksploitasi telah ditemukan memiliki kelimpahan kandungan sumber kekayaan energi gas alam, yang diperkirakan kandungan gas di dalamnya bersifat abadi. Artinya hampir tidak terkira jumlah kandungan gas bumi dan periode masa eksploitasinya. 

Masela sendiri adalah nama pulau kecil yang berada di bagian selatan, satu dari pulau-pulau terselatan kepulauan Maluku, yang berbatasan langsung dengan wilayah negara Australia. Di selatan pulau Masela tahun 2000 telah ditemukan (discovery) sumber energi gas bumi dalam kapasitas kandungan yang luar biasa besar, bisa mengalahkan sumber gas bumi negara Qatar dan diperkirakan dapat diproduksi selama lebih dari 70 tahun9). Sehingga dikatakan lapangan gas bumi Abadi, karena hampir tidak terkira dan terbatas jumlah potensi dan masa waktu produksinya. Terbukti cadangan gas Blok Masela, sebesar 10,73 triliun kaki kubik (Trillion Cubic Feet - TCF). 

Cadangan yang diteliti Lemigas ini sekaligus membuktikan Blok Masela adalah salah satu blok dengan potensi gas alam cair terbesar.  Blok Masela juga diketahui sebagai cadangan migas yang terakhir ditemukan sejak 15 tahun lalu. Kini Indonesia berhadapan dengan krisis sumber daya migas dengan rasio pengembalian cadangan sekitar 0,510).
Pulau Masela memiliki luas 4600Ha11), berjarak 130 Km dari lapangan GBA-Blok Masela, berdekatan dengan pulau Babar(17.000,Ha) di bagian utara. Posisi pulau Masela hampir sejajar – sedikit lebih ke utara, dengan pulau Sermata di bagian barat – kabupaten Maluku Barat Daya(MBD) dan pulau Selaru(35.400,Ha) yang berada di bagian timur. Pulau Selaru sedikit lebih dekat dengan Lapangan Gas Abadi - Blok Masela, berjarak sekitar 90 km. Di bagian timur laut pulau Selaru terdapat pulau Yamdena (5.085 Km persegi - 310.000,Ha) – adalah pulau ketiga terbesar di Provinsi Maluku, dengan kota Saumlaki sebagai ibukota kabupaten Maluku Tenggara Barat, berjarak 95 Km. Sedangkan pulau Aru  - Kabupaten Kepulauan Aru dengan luas 642.800 Ha, berada di bagian timur laut Masela yang berjarak 475 Km dari lapangan gas Abadi Blok Masela.

ABADI FIELD BLOK MASELA ; JALAN TERJAL MEREBUT HAK MALUKU
Jarak pulau-pulau dengan Blok Masela/Grafis MI (edit Pen.)12)

Abadi Field Blok Masela ditemukan (discovery) di tahun 2000, dilanjutkan dengan pengeboran sumur Appraisal di tahun 2007-"2008 dan 2013-"2014, yang perkiraan cadangan gas terambilnya + 22 TCF (Wood Mckenzie, 2015)13).

ABADI FIELD BLOK MASELA ; JALAN TERJAL MEREBUT HAK MALUKU
INPEX  (Sumber ; www.inpex.co.jp)

Inpex Corporation mendapat persetujuan kontrak kerjasama(KKS) - Production Sharing Contract(PSC), dari Pemerintah Indonesia pertama kali tahun 2008 untuk jangka waktu 30 tahun. 10 Tahun pertama merupakan tahap eksplorasi dan 20 tahun selanjutnya adalah pengembangan dan produksi atau eksploitasi. Sampai tahun ke-6 sejak tandatangan kontrak, Inpex telah melakukan uji seismic dua dimensi dan tiga dimensi, serta pengeboran pada tiga sumur. Sejak tahun 2003 sampai 2006, Inpex mengkaji tentang reservoir atau cadangan gas, tiga sumur gas, dan rencana pengembangan ke depan. Hingga hampir berakhir masa eksplorasi yaitu tahun 2008, Inpex telah mengebor 4 sumur, dengan biaya investasi mencapai 85 juta dollar AS per sumur, belum termasuk biaya seismic dan operasional perusahaan14).

PoD (Plan of Development) Sementara Inpex disetujui pemerintah pada bulan Desember 2008, hingga PoD I secara resmi disetujui pada Desember 2010. Saat  eksplorasi oleh Inpex dilanjutkan ke tahap ke empat pada sumur 8, 9, dan 10, ternyata cadangan gas diidentifikasi lebih besar dari perkiraan sebelumnya. Dengan ditemukannya limpahan cadangan gas yang besar, telah ikut merubah rencana pengembangan Blok Masela selanjutnya.

              a. Letak Blok Masela

ABADI FIELD BLOK MASELA ; JALAN TERJAL MEREBUT HAK MALUKU
                                                                                                 Ilustrasi Blok Masela ; Letak Abadi Field Blok Masela                                                                                                      (Sumber; http://sinarharapan.net/2016/03/blok-masela-jokowi-mendengarkan-suara-rakyat/ diundu 30 Maret 2016 )


Letak Lapangan gas Abadi(Abadi Field) Blok Masela 15), yaitu terletak bagian selatan Indonesia, diperbatasan internasional dengan Australia, dengan kedalaman air(laut) – water depth, 400 - 800 meter. Abadi Field berada pada Blok Masela PSC (Production Sharing Contract) di bagian timur Laut Timor dan selatan Palung Timor(Deep Timor Trough), dengan water depth lebih dari  1,500 m berada diantara outer ridge of the Banda Arc dan Blok Masela. Blok Masela berada pada area upper slope dari paparan kontinental Australia dengan water depth 300 m to 1,000 m. 350 km dari pulau Timor dan 350 km di utara kota Darwin Australia.

Secara Astronomi Blok Masela terletak di antara 080 05’ 25,29” - 080 13’ 58,94” LS dan 1290 48’ 11” - 1290 56’ 9,55” BT. Perkiraan luas area Blok Masela sekitar 4.291, 35 km persegi 16)

Peta lokasi dari Lapangan Gas Abadi. Garis kontur menandakan water depth (m). Lapangan gas Abadi berlokasi di Blok Masela PSC di bagian timur Laut Timor, Indonesia bagian timur, sepanjang perbatasan internasional Indonesia dan Australia. Deep Timor Trough dengan water depth lebih dari  1,500 m berada diantara outer ridge of the Banda Arc dan Blok Masela. Blok Masela berada pada area upper slope dari paparan kontinental Australia dengan water depth 300 m to 1,000 m
Peta lokasi dari Lapangan Gas Abadi. Garis kontur menandakan water depth (m). Lapangan gas Abadi berlokasi di Blok Masela PSC di bagian timur Laut Timor, Indonesia bagian timur, sepanjang perbatasan internasional Indonesia dan Australia. Deep Timor Trough dengan water depth lebih dari  1,500 m berada diantara outer ridge of the Banda Arc dan Blok Masela. Blok Masela berada pada area upper slope dari paparan kontinental Australia dengan water depth 300 m to 1,000 m.17)

Secara geologi, Abadi Field terdiri dari relatively undeformed Australian continental margin yang memanjang hingga perairan Indonesia. Lapangan ini terletak pada ujung timur dari Sahul Platform dan menempati larged tilted fault block yang dibatasi di sebelah timur dan selatan oleh Calder-Malita Grabens. Abadi Field mempunyai akumulasi kolom gas yang signifikan, reservoir berada pada lingkungan  shallow marine,  highly mature,  quartzose sandstone  dari Formasi  Middle Jurassic Plover. Analog terdekat pada  Giant Greater Sunrise dan Bayu - Undan fields. Kualitas reservoir, pada kedalaman ~3,900 m, bervariasi dari  good to poor, menggambarkan interaksi kompleks dari kontrol pengendapan utama dan pengaruh diagenesis pada tahap akhir.

Kurang lebih 250 km sebelah barat Abadi, Lapangan Gas Sunrise-Troubadour (proved & probable recoverable reserves: 8.4 tcf ; informasi publik dari Northern Territory Government of Australia) menempati sumbu Sunrise-Troubadour High. Lapangan Gas Evans Shoal (proved & probable recoverable reserves: 6.6 tcf ; informasi publik dari Northern Territory Government of Australia) berada kurang lebih 150 km sebelah baratdaya Abadi diantara Sunrise-Troubadour High dan Malita Graben. 

Perkembangan dari Cekungan Northern Bonaparte dipengaruhi oleh rifting dan pemisahan kontinen pada middle Jurassic - early Cretaceous sepanjang margin sebelah barat laut Australia, dan pada akhirnya dimodifikasi oleh collision antara Indo-Australian dan Sunda plates dari Miocene - present(Whittam et al. 1996).

Abadi field berada pada Cekungan Northern Bonaparte, di Sahul Platform sebelah timur akhir dari Sunrise-Troubadour High. Ini dibatasi kesebelah timur oleh Masela Deep, yang merupakan perpanjangan kesebelah utara dari Calder Graben. The Malita Graben berada disebelah barat daya dan terdiri dari sedimen tebal Cretaceous-Tertiary (Courtesy Inpex Masela, Ltd - PROCEEDINGS, INDONESIAN PETROLEUM ASSOCIATION Twenty-Ninth Annual Convention & Exhibition, October 2003 "The Abadi Gas Field")18).

ABADI FIELD BLOK MASELA ; JALAN TERJAL MEREBUT HAK MALUKU
Peta Tectonic elements dari Cekungan Northern Bonaparte19)



a.  Kontrak Kerja Sama Blok Masela

Kontrak Kerja Sama (KKS/PSC)20) Blok Masela antara Pemerintah Indonesia dengan Inpex Masela Ltd (65% saham) bersama Shell Upstream Overseas Services Ltd(35 persen saham) ditandatangani pada tanggal 16 Nopember 1998 dan direncanakan berakhir pada tahun 2028, yaitu Masa Kontrak selama 30 tahun, 10 tahun pertama untuk masa eksplorasi, dan 20 tahun selanjutnya untuk masa produksi.  Tahun 1999-2000 ditemukan cadangan gas di lapangan Abadi. Selanjutnya tanggal 30 Desember 2008 PoD Sementara disetujui Menteri ESDM, secara resmi PoD (Plan of Development) I(Pertama) Lapangan Abadi dengan kapasitas produksi 2,5 MTPA disetujui tanggal 6 Desember 2010. Pada kontrak tersebut, disebutkan 15 persen hasil gross penjualan diserahkan kepada pemerintah Indonesia dan Maluku mendapatkan 10 persen.

Perkiraan awal dalam PoD I(Pertama), cadangan gas Masela adalah 6 – 7 TCF (Trillion Cubic Feet), yang berarti hanya bisa memproduksi gas sebanyak 2,5 MTPA. Sehingga pengembangannya diusulkan menggunakan kilang terapung di laut(FNLG), karena lebih feasible dari pada dibawa ke darat dan membangun kilang di darat.  7 Tahun kemudian setelah dilakukan eksplorasi tahap ke-4 pada tahun 2013-2014, yaitu pengeboran Sumur Abadi 8, Abadi 9, dan Abadi 10, Inpex kemudian pada 12 September 2014 mengajukan Revisi PoD I dengan perubahan pada kapasitas FLNG yang naik dari sebelumnya 2,5 MTPA menjadi 7,5 MTPA. Perubahan menjadi 7,5 MTPA, ikut merubah rencana sistem produksi yang sebelumnya di laut menjadi pindah di darat.

Skenario awal dirubah oleh adanya perubahan pada penemuan baru cadangan gas yang semula hanya 6-7 TCF, teridentifikasi ternyata lebih besar yaitu 10,37 TCF. Cadangan gas terbukti bertambah 4 TCF dengan kapasitas produksi direncanakan mencapai 7,5 MTPA dari sebelumnya 2,5 MTPA dengan fasilitas produksi Floting LNG(FLNG), berarti produksi melonjak sekitar 300 persen21).

Perubahan atau revisi PoD dimungkinkan dalam Peraturan Tata Kelola (PTK) PoD, apabila terjadi perubahan pada salah satu dari 3(tiga) perubahan. Yaitu ; Pertama, volume besaran cadangannya berubah(membesar atau mengecil). Kedua, terjadi perubahan rencana besaran biaya pengembangan, dan Ketiga, ada perubahan atas skenario pengembangan. Satu saja dari tiga perubahan itu terjadi, maka PoD harus direvisi22)

ABADI FIELD BLOK MASELA ; JALAN TERJAL MEREBUT HAK MALUKU
Peta Lokasi Lapangan  Gas Abadi Blok Masela23)


Perkiraan cadangan gas Blok Masela sebesar 10,37 TCF (Trillion Cubic Feet) cadangan tersertifikasi, dengan kadar CO2 tinggi sebesar 9,3 persen. Butuh kapasitas kilang 7,5 MTPA yang akan memproduksi gas sebesar 1.200 MMSCFD, produksi Kondensat 24.460 BPD  dari cadangan kondensat 209 MMSTB24).
Blok Masela bagi Indonesia menjadi salah satu andalan mega proyek gas, karena dianggap merupakan jumlah yang sangat besar, sehingga Blok Masela disebut Lapangan Gas Abadi atau Abadi Field.
  Tulisan ini bersambung ke bagian ke-2(dua) ;  Seteru Konstitusi vs Neolib di Blok Masela       

Hetu miki, messe !
                                                                                                                                                                 Depok, 24 Mei 2018
----------------------------
-       Sumber(Referensi) :
1)       Beta  ; saya, aku, dalam  bahasa Maluku.
2)       Orang Maluku, untuk menyebut masyarakat Adat (Asli)Maluku
3)       NAPITUPULU, HAPOSAN. PH.D. ( Praktisi Migas danMantan Deputi Perencanaan BP Migas , dalan tulisannya : “KEBERSAMAAN PEMERINTAH MENYIKAPI LANGKAH KUDA INPEX DI BLOK MASELA”http://ekbis.rmol.co/read/2016/06/09/249335/Kebersamaan-Pemerintah-Menyikapi-Langkah-Kuda-INPEX--Di-Blok-Masela-#.V1xiQZMeLLk.facebook  Kamis, 09 JUNI 2016, diundu 20 Juni 2016, 11:03
4)       Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 22 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Maluku (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1617);
5)       Rencana Pembangunan Jangka panjang daerah (RPJPD) PROVINSI MALUKU Tahun 2005–2025, www.malukuprov.org.id. diundu pdf 03 Juni 2016, 03:55.
6)         Rumalutur Ishak S,Ir. Blok Masela Dan Kontribusi BUMD,  (Senior Costum and Formalities for EPCI of The Facilities  For The  Development of  The Madura BD Flied Project). http://www.tribun-maluku.com/2016/05/blok-masela-dan-kontribusi-bumd.html  / diundu 31 Mei 2016
7)         Lokasi Blok Masela (foto: offshore-technology.com) Via ; http://www.kirmansyam.com/polemik-blok-masela
8)        Sumber: Dinas ESDM Provinsi Maluku Tahun 2013 – dalam Rencana Pembangunan Jangka panjang daerah (RPJPD) PROVINSI MALUKU Tahun 2005–2025, www.malukuprov.org.id. diundu 03 juni 2016, 03:55.
9)        “Kalau dikelola dengan baik, kekayaan (gas) ini akan mengalahkan Qatar dalam bidang gas, Qatar itu hidup dari gas,” ujar Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli seraya menambahkan, bahwa gas di Blok Masela takkan habis selama 70 tahun ke depan. http://abdulmuissyam.blogspot.com/2016/01/soal-blok-masela-sudirman-said-cs.html

10)     TEMPO.CO KAMIS, 17 DESEMBER 2015 | 04:09 WIB.Keputusan Blok Masela Jadi Penentu Investasi Migas Laut Dalam ;https://bisnis.tempo.co/read/728401/keputusan-blok-masela-jadi-penentu-investasi-migas-laut-dalam.diundu;5/2/2016,20:33

11)      Buku RPJMD Provinsi Maluku Tahun 2005-2019, hal 22, www.malukuprov.go.id diundu-PDF 03/6/2016, 04,17
12)      Kementerian ESDM – Grafis; Media Indonesia (MI) http://www.mediaindonesia.com/news/read/41008/kementerian-pupr-siap-bangun-infrastruktur-dasar-blok-masela/2016-04-18 diundu 24/10/2016, 21:36
13)      NAPITUPULU, HAPOSAN. PH.D. Op.Cit
14)      Alfred Manayang ; Manager Communication and Relations Inpex Corporation ; Tabloid KONTAN, Senin 8/7/2013, kliping
15)      Abadi Gas Field ; di-copypaste dan di-edit dari bloger  (Lulus dari Institut Teknologi Bandung jurusan Geofisika - tinggal di Jakarta), blog ; inibumi.blogspot.co.id/2012/05/abadi-gas-field.html  diposkan 28 Mei 2012, 20:12, di undu 11 November 2013, 20:34
16)      Sahrurroni ; https://www.slideshare.net/Ronysyahrur/blok-masela  diundu 23 Maret 2018, 23:32
17)      Abadi Gas Field ;  Op.Cit.
18)      Abadi Gas Field. Op.It.
19)      Abadi Gas Field. Op.It.
20)      ambonekspres.fajar.co.id ; Temuan Baru Di Blok Masela. http://ambonekspres.fajar.co.id/2016/02/09/temuan-baru-di-blok-masela/
21)      Edy Mulyadi (Direktur Program Centre for Economic and Democracy Studies/CEDeS) – “Blok Masela, Antara Bemo dan Bus Trans Jakarta”   http://batamtoday.com/berita-68946-Blok-Masela,-Antara-Bemo-dan-Bus-Trans-Jakarta.html
Diundu 20 Maret 2016, 16:35
22)      NAPITUPULU, HAPOSAN. PH.D. Op.Cit
23)      Malakalamere, M.  2014 ; Maselae-journal.uajy.ac.id/6434/5/KOM404043 pdf
24)      NAPITUPULU, HAPOSAN. PH.D. Op.Cit

No comments:

Post a Comment