Alifuru Supamaraina: MEDIA SOSIAL DAN KEJAHATAN DUNIA MAYA

Thursday, January 3, 2019

MEDIA SOSIAL DAN KEJAHATAN DUNIA MAYA

MEDIA SOSIAL  DAN KEJAHATAN DUNIA MAYA
Social Media - Media Sosial, yang tersedia di Internet (Ilustrasi oleh ;MT.Pattiiha)

          Dunia internet telah mendekatkan jarak dan rambahan jangkauan tidak lagi berjauhan, mampu menembus batas ruang dan tempat, mempersingkat waktu dan meretas batas kesempatan dan pilihan. Tidak lagi ada jarak, tidak lagi ada hambatan waktu dan tempat, tidak terpengaruh faktor alam dan cuaca, kesempatan dan peluang hanya dalam hitungan detik. Hampir semua hal yang menjadi kebutuhan dapat dilayani dan terlaksana melalui media layanan internet.
          Sarana layanan internet menyediakan berbagai pilihan cara dan hal yang memudahkan untuk saling berinteraksi, seperti melalui Media masa online, Telepon Interaktif, Perpustakaan online, Vidio Steaming, E-Mail, hingga Iklan online. Demikian juga tersedia melalui Media Sosial (Medsos) seperti Facebook, Twitter, YouTube, Instagram, Google+, Pintres, Line, dan medsos lainnya. Ragam medsos yang tersedia di dunia maya – Internet, merupakan persembahan dari penemuan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern dan paling mutahir saat ini, khususnya bidang Teknologi Informasi - Information Technology (IT). Peran sentral IT adalah melalui perangkat keras dan perangkat lunak media komputer. Revolusi komputerisasi melanda dunia, merambah hampir segenap bidang kehidupan manusia, terjadi secara cepat dan menyebar luas ke seluruh penjuru dunia. Internet sebagai produk IT menjadi  yang memudahkan kebutuhan berinteraksi, berkomunikasi, menginformasikan atau menyampaikan beragam hal secara mudah dan cepat. Seperti medsos, tidak sulit untuk dipelajari, mudah bagi siapapun untuk belajar dan cepat memahami  untuk aktif menggunakannya. Kecuali pengguna internet yang tidak sekadar penggunaan medsos, maka butuh pengetahuan dan teknik lebih sehingga butuh waktu yang tidak singkat mencapai tahap mahir.
         Hampir seluruh manusia penghuni bumi sangat terbantu dan dimudahkan melalui medsos dengan cara dibuatkan akun, baik akun pribadi atau kelompok, Melalui akun medsos tersebut dapat memuat atau menyampaikan berbagai konten berupa tulisan atau gambar. Daya tarik medsos sangat luar biasa, sangat menarik dan memanjakan penggunanya. Melalui medsos berbagai aktifitas dapat dilakukan, seperti kemudahan menjalin pertemanan, mempererat persahabatan, mencari sesuatu, menyampaikan pesan, atau memperkenalkan sesuatu. Menjadi media pengembangan usaha ekonomi, penyebaran iklan suatu produk barang dan jasa hingga menjadi media kampanye untuk kepentingan politik praktis. Tetapi yang sangat hebat, adalah tersedia media belajar paling efektif untuk menambah ilmu dan pengetahuan serta informasi secara mudah, murah, dan cepat. Sebaliknya dari kita, dapat pula menyebarkan ilmu dan pengetahuan serta informasi, kepada orang lain.
          Seharusnya ragam bentuk sarana komunikasi yang tersedia lebih diefektifkan pemanfaatannya secara positif bagi berbagai kebutuhan kehidupan manusia. Dimanfaatkan dengan baik untuk tujuan positif, yaitu menebarkan kebaikan, demi kesempurnaan hidup antar umat manusia serta dalam hubungannya dengan lingkungan hidup sebagai suatu kesatuan di muka bumi. Akan tetapi, terasa miris ketika oleh sebagian orang menampilkan diri dalam “kebohongan”, karena tidak menampakkan identitas asli atau data personalnya tidak diketahui. Nama, gambar foto, dan keterangan lainnya disamarkan hingga dipalsukan. Nama yang bersangkutan menggunakan nama samaran, dan foto profil dipalsukan menggunakan foto orang lain. Belum lagi, menggunakan identitas yang mencurigakan, bahkan aneh. Apakah seseorang yang bisa dijadikan teman atau jangan-jangan adalah musuh, selain laki-laki atau perempuan, jujur atau bohong, baik atau buruk. Hal yang seperti ini, sudah barang tentu lebih mendekati anggapan bahwa orang tersebut sedang menyembunyikan sesuatu untuk tujuan yang juga diselubungkan atau dimaksudkan untuk melakukan hal-hal yang kemudian sulit atau tidak dapat dipertanggungjawabkan, baik secara moral maupun hukum.
          Pemuatan dan penyebaran berita atau informasi bohong atau Hoax di medsos, sering menimbulkan masalah. Melalui akun palsu atau yang dipalsukan, menjadi sarana dan cara seseorang atau siapapun dimudahkan dengan terselubung melakukan provokasi, intimidasi, dan teror, menebarkan kebohongan, menyebarkan fitnah dan kebencian. Juga menjadi alat kampanye politik negatif untuk menebarkan bibit permusuhan yang berakibat terjadi perpecahan di dalam suatu lingkungan masyarakat, baik lokal, nasional, hingga internasional. Biasanya dengan menggunakan "akun palsu" pada medsos sebagai alat perantara melakukan pembohongan publik, guna kepentingan memuluskan misi dan maksud tertentu yang bertujuan menguntungkan secara sepihak. Bilamana identitasnya disamarkan atau bersifat semu, bisa juga menggunakan identitas orang lain, tidak salah kalau patut dicurigai terindikasi akan atau sedang melakukan kebohongan atau penipuan. Sebab Identitas merupakan tanda-tanda, ciri-ciri, jati diri yang ada pada seseorang atau kelompok yang membedakannya dengan orang dan atau kelompok yang lain.
          Nilai suatu informasi yang bersifat hoax, relatif bersifat positif, karena berpulang kepada kepentingan yang diinginkan dan yang dituju oleh siapa sesuatu yang dipublikasikan. Karena manfaat ataupun kebaikan disediakan melalui suatu akun medsos, memang tidak lepas dan bebas dari perambahan kepentingan sepihak karena sangat efektif dimanfaatkan secara sadar untuk mempraktekkan hal-hal jahat.
         Tidak hanya di dunia nyata ada kejahatan, di dunia maya pun ada. Kejahatan dunia maya atau Cyber Crime, juga terjadi, tetapi oleh mereka yang memiliki kemampuan penguasaan ilmu dan pengetahuan tentang teknologi informasi. Di dunia maya dikenal istilah Hackers dan Anonymous, yaitu sebutan bagi orang atau kelompok orang yang memiliki pengetahuan dan kemampuan IT untuk melakukan serangan kepada jaringan komputer pihak tertentu yang dikehendaki di dunia maya, bertujuan merubah atau merusak bahkan hingga diblokir suatu akun medsos atau kepada suatu alamat situs internet – Website. Mereka dapat melumpuhkan server komputer tertentu yang dituju, serta dapat mengganti tampilan situs website, hingga membocorkan informasi rahasia ataupun pribadi ke dunia maya. Dapat katakan, hacker ataupun anonimous adalah orang yang mampu menumbangkan keamanan suatu jaringan komputer. Jika dilakukan untuk suatu tujuan  jahat maka dan disebut Cracker.

          Hacker diterjemahkan sebagai “peretas” dalam pengertian bahasa Indonesia. Istilah hacker atau peretas, menurut Fred Shapiro (Wikipedia) bahwa 'peretas' pada awalnya adalah istilah yang ramah, dan konotasi jahat dari kata tersebut adalah penyimpangan yang terjadi kemudian. Menurutnya, konotasi jahat bahkan sudah ada di MIT pada tahun 1963 (mengutip The Tech, sebuah surat kabar mahasiswa MIT), dan pada saat itu merujuk pada pengguna yang tidak sah dari jaringan telepon, yaitu, gerakan phreaker yang berkembang menjadi subkultur hacker keamanan komputer saat ini. Sedangkan anonymous merupakan kelompok peretas internasional yang keanggotaannya bersifat desentralisasi, dan tidak memiliki tujuan secara spesifik. Hal kesamaannya adalah bisa secara bersama-sama melakukan serangan kepada suatu objek jaringan komputer ataupun suatu isu yang berhubungan dengan pemanfaatan jaringan komputer baik lokal maupun internasional. Sama-sama memusuhi dan memerangi kebijakan sensor di internet, mengkampanyekan kebebasan berpendapat dan melindungi hak azasi manusia di manapun di seluruh dunia. Para anggota biasanya dikenal mengenakan gambar topeng Guy Fawkers untuk menutupi jati dirinya, atau dikenal dengan V for Vendetta.  Anonymous (listverse.com) tidak  memiliki daftar anggota dan pula tidak ada struktur pengurus, kecuali hanya bisa terhubung melalui kelompok chat rahasia. Maka itu, suatu negara yang pemerintahnya cenderung otoriter sering dibuat kesal dan marah dengan kelompok ini. Disebut anonymous, berawal dari adanya para user anonimitas yang sering memposting sesuatu di internet, tetapi oleh banyak orang memilih untuk menyembunyikan identitas aslinya dan menggunakan identitas palsu di internet agar tidak diketahui oleh orang lain. Istilah tersebut mulai dikenal sejak yahun 2003 untuk menyebut para aktivis hacker atau Hacktivis.
         Hackers atau Anonymous, memang tidak selalu adalah penjahat dunia maya, karena sudah menjadi profesi kalangan tertentu karena juga dibutuhkan bagi yang berkepentingan. Mereka ini bisa secara sendiri-sendiri(perorangan) atau berkelompok – bersama tetapi tidak berkumpul di suatu tempat yang sama dan nyata, kecuali hanya terhubung melalui dunia maya. Istilah bila mereka secara bersama-sama terhubung dalam satu misi untuk tujuan yang sama disebut Cyber Army atau “pasukan” dunia maya. Sebagai pasukan, sering disamakan sebagaimana contohnya suatu pasukan tentara – militer. Pergerakan atau cara kerja ketika melakukan tindakan menyerang sebuah akun medsos maupun suatu alamat situs, benar-benar sangat luarbiasa dampaknya. Mereka ini hampir sulit dikenali atau dideteksi tanda-tanda ketika mereka sedang melakukan aktifitas meretas suatu jaringan komputer, karena sering baru bisa diketahui setelah terjadi masalah seperti akun sulit diakses, atau alamat situs menjadi berubah tampilannya.  Slogan yang populer bagi para hacktivis atau anonymous yaitu “We are Anonymous” - kami adalah tanpa nama, tetapi We are Legion - kami adalah pasukan.
          Sudah sering terjadi atau dialami, baik perorangan maupun lembaga di seluruh dunia yang mengalami dan merasakan bagaimana akun atau alamat situs internetnya dihajar para “penjahat” dunia maya yang disebut Hackers dan Anonymous. Saya pun pernah mengalami, bagaimana sakit hati berulang-kali akun medsos saya dihajar hackers. Maka itu, saya menganggap sangat perlu menerapkan unsur kehatihatian dengan selalu selektif mengkonfirmasi adanya permintaan pertemanan baru dari akun medsos yang nampak samar atau diragukan identitasnya. Selain membentengi akun melalui cara yang disediakan oleh penyelenggara layanan medsos. Keselamatan akun menjadi taruhan bebas tidaknya pertahanannya terhadap serangan hackers, yang sering oleh yang berlawanan kepentingan dan beda prinsip haluan politik. Kehati-hatian menerima permintaan pertemanan, dengan lebih dahulu membaca dengan cermat identitas akun yang mengajak berteman, merupakan salah satu cara menghindari "musuh di dalam selimut" dalam daftar pertemanan akun sendiri. Apabila terindikasi mencurigakan, maka cara terbaik adalah dengan menolak. Apabila sudah berteman, maka segera dihapus dan diblokir akun bersangkutan. Demikian juga dengan suatu situs pada jaringan internet, butuh perlindungan keamanan dengan mengikuti cara dan prosedur resmi yang disediakan perusahaan penyedia layanan internet.
          Maksud dari suatu penemuan ilmiah sesuai perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan hingga tercipta teknologi informasi seperti internet, maupun penemuan teknologi lain, pada prinsipnya semua bertujuan baik untuk hal-hal yang sifatnya positif. Namun demikian, selalu ada cela untuk dimanfaatkan melakukan kejahatan, menyelenggarakan hal-hal negatif yang dampaknya merugikan pihak lain, hingga dimanfaatkan meraup keuntungan secara tidak wajar dan tentu saja dengan melawan atau melanggar hukum.

#MOZAIKCoffee

Depok, 3 Januari  2019

M. Thaha Pattiiha

No comments:

Post a Comment