Alifuru Supamaraina: BETA RASA ALE PARLENTE (Puisi)

Friday, November 16, 2018

BETA RASA ALE PARLENTE (Puisi)


(I)
beta samudera ikan mutiara dan tahuri
alam lautan bumi maluku yang kaya berlimpah
arus aru dibendung dengan ribuan kapal nelayan dari barat
tuna dan cakalang cekungan seram seperti juga palung banda  
dilingkar umpan tonda armada asing berbendera republik
selat-selat indah rimba lautan kepulauan aru
dipagar larangan ribuan kilometer tali tambang
jadi benteng kebun mutiara tuan-tuan kapitalis
kita telah lalai menyuburkan hasrat menjaga negeri
tanah air yang ditinggalkan para datuk dengan berkah
tak pernah berhenti menuai kebaikan dengan limpahan harta
belum juga memberi kebaikan yang adil dan merata
kecuali jadi bantal empuk bermimpi oleh sekte oligark
hanya sedikit dari yang terbuang yang disisikan bila ingat
beta rasa ale rasa,
beta rasa ale parlente

(II)
beta hutan perawan cengkeh pala kelapa
meranti bintanggor kenari di tanah ulayat
terjaga ragam flora endemik khas oleh kearifan adat
betapa subur di punggung bukit alur bumi cincin api
setelah bertahan beribu tahun hutan-hutan perawan
yang mengalunkan suara merdu burung-burung surgawi
dipiara di pulau seram di buru di yamdena di aru
agar lestari sebagai warisan dari anak cucu ke depan
hanya sebentar waktu dengan sadar digunduli
dalam peta rencana yang sengaja dibutakan
dilenyapkan dari kasat mata dan pikir empunya
tebang satu pohon tumbang ratusan pohon
pohon-pohon cengkeh kering papah jadi kayu bakar
buah pala tidak lagi membelah diri menyosor fulinya
telah ditamatkan kisah the spices islands
siapa yang peduli dengan romantika masa lalu
kecuali empati yang lusuh berbasah iler di sudut bibir
birokrat korup dan politisi mafia tukang kewel
lahirlah kemiskinan milik di kehidupan bumi berpunya
potong di kuku rasa di daging,
beta rasa ale parlente

(III)
beta tanah emas tembaga nikel minyak
panas bumi gas air bening di area petuanan
dibikin jadi ilusi yang menggantung asa diruang hampa
romang yang terus ditepikan sendiri merana dalam derita
sementara ria berjamaah berebut gunung botak
dalam tontonan bisu alifuru buru
lempeng tembaga wetar diisolasi
seukuran memori kartu sim telepon seluler
lumpur emas hitam perut seram secara cerdas
dibendung cukupkan sembul satu titik api di ujung pulau
masih dua puluh lima titik api perut bumi dihayalkan
gas blok masela kata teman setara milik negara qatar
tetapi pemilik dibuat galau ke rana hampa bak tak bertuan
sungai dan mata air bakal kering
dari hutan gundul dan tanah tambang beracun
bumi dan air yang mengandung kekayaan hanya petaka
ikatan pela gandong harusnya satu tubuh kehidupan
maluku satu darah,
beta rasa ale parlente

(IV)
beta laut darat tanah pulau pantai angin dan udara
warisan nenek moyang yang telah dihilangan haknya
seirama masih terpelihara mental opas walanda
yang buntu dalam pikir hingga selalu kalah tampil kreatif
padahal waktu bisa merubah sadar pikir dan perilaku
mampu tembus gelombang bak arumbai sang tanase
tidak ambigu dihempas angin timur sebelum berlayar
pantang ditantang penantang tanpa dibanting
darah maluku adalah raga kapitang di ujung parang
lambungkan jiwa juang dan kibarkan kemerdekan hidup
lawan kemiskinan maluku yang masih setia dipelihara  
bongkar bungkus kemunafikan atas nama kebersamaan
yang selalu menelantarkan seruan suara menantang
dengan ragam cara manis yang memoles ambisi dan ego
setelah milik dirampas lalu dihempas ke pantai berkarang
beta maluku,
beta rasa ale parlente


(V)
beta ada dari masa lalu, untuk menapak masa depan
beta merenung hari ini untuk membaca hari esok
beta sedang bicara sendiri di ruang sunyi
beta bercerita di tempat sepi untuk diri sendiri
beta alifuru,
memang iya, beta sedang tabaos!


                                                                                                                                                                            Cilodong, Kota Depok, 15 November 2018
                                                                                                                 
                                                                                                               M. Thaha Pattiiha
--------------------------------------------
Keterangan ;                                                                                                      
Beta                     = aku, saya
Ale                       = kamu (orang kedua tunggal)
Parlente               = bohong, menipu
Tahuri(bia)           = lola
Umpan tonda       = cara penangkapan ikan dengan upan yang di seret
Kapitalis               = orang atau kelompok yang bermodal atau memiliki banyak uang
Oligark                      = seseorang atau sekelompok yang mempertahankan kekuasaannya dengan cara yang tidak demokratis, menggunakan
                               cara kekerasan atau sogokan.
Ulayat                  = Hak Adat atas suatu area tanah atau hutan secara turun temurun berdasarkan sejarah kepemilikan awal.
Fuli                       = kembang yang menempel pada biji pala
The Spices Islands   = Kepulauan Rempah-rempah, sebutan oleh bangsa Eropa di masa lalu untuk kepulauan Maluku yang menghasilkan
                                rempah-rempah cengkeh, pala dan kayu manis.
Kewel                    = omong kosong
Petuanan              = hak kuasa wilayah secara adat oleh suatu negeri adat di Maluku.
Tabaos                  = mengumumkan.

 Foto latar dokumentasi pribadi

No comments:

Post a Comment