Alifuru Supamaraina: Pela Gandong, Latar Belakang Dan Pengertian

Wednesday, November 6, 2019

Pela Gandong, Latar Belakang Dan Pengertian

Oleh ; M. Thaha Pattiiha

(Bagian kedua dari tulisan ; “PELA GANDONG ; Warisan Budaya Takbenda Bangsa Alifuru”)
Pela Gandong sebagai ikatan hubungan persaudaraan sesama Orang Maluku - Alifuru. /@embun01
          Sebelumnya sudah dibahas bahwa ketika kepulauan Maluku kehadiran bangsa-bangsa asing, khususnya dari benua Eropa, budaya hubungan persaudaraan Gandong sudah sebelumnya ada. Sedangkan hubungan persaudaraan Pela, marak dan masif terjalin di tahun-tahun penuh tekanan hidup saat dalam masa penjajahan kolonial Belanda.
Sejak kapan dalam sejarahnya budaya Pela Gandong mulai disepakati untuk dijadikan tatanan baku budaya bangsa Alifuru - termasuk siapa pencetusnya, masih diperdebatkan sesama orang Maluku, sebab belum ada bukti ilmiah yang disepakati bersama dan tertulis. Oleh karena itu pada bagian ini hanya tentang latar belakang yang diperkirakan merupakan acuan lahirnya budaya Pela Gandong.
Berdasarkan oral story yang cenderung dianggap kisah mythos tetapi diyakini dan disepakati, bahwa orang Maluku berasal dari satu sumber keturunan yang sama, yaitu anak-cucu keturunan Ina Tuni Supamaraina. Awal kehidupan pancabanjir Nuh, berlangsung di lembah gunung Murkele – kecil dan besar(2542.mdpl) – serta gunung Binaiya(3027.mdpl), dataran tinggi yang disebut Supamaraina(1000.mdpl). Area datar di ketinggian yang dibentengi pegunungan Manusela(2100.mdpl) di bagian selatan dan berada persis di tengah pulau Seram (Nusa Ina). Kemudian baru menyebar ke Nunusaku di barat pulau Seram, ke timur hingga pegunungan Bati. Menyeberangi laut menuju pulau-pulau lain hingga utara ke Halmahera, ke tenggara dan selatan hingga kepulauan Sunda kecil dan benua Australia, ke barat hingga Sulawesi bagian timur, begitupun hingga Papua di timur.
Rentang waktu dari awal secara keilmuan antropologis yang lebih lengkap, tentu butuh kajian ilmiah yang lebih mendalam dan jauh ke masa lalu dalam sejarah awal keberadaan dan penyebaran manusia Alifuru – pribumi kepulauan Maluku. Kondisi riil geografi Maluku yang adalah wilayah lebih luas perairan dari daratan, tetapi tersebar ratusan pulau sehingga para pemukim mudah untuk memilih menempati pulau manapun. Sebaran pulau-pulau yang begitu banyak, seiring adanya intensitas perpindahan karena berbagai alasan, antara lain pertambahan yang diikuti perubahan dan perkembangan penduduk dari waktu ke waktu, turut mempengaruhi meluasnya penyebaran penduduk dan pemukiman hingga tercerai dan terpisah-pisahkan.
Terciptakannya budaya Pela Gandong oleh para Lusi – Datuk, dan Upu – Tete(Kakek) Nene(k) Moyang Orang Maluku, merupakan pencapaian strata peradaban paling arif dan agung yang mencerminkan kecerdasan cara pandang kemanusiaan paling beradab bangsa Alifuru. Pola laku dan moral manusia Alifuru – pada masanya, telah mampu berpikir dan bertindak bijak dalam menghargai hidup sesama. Kehidupan bersama dibentuk dan ditata dengan melalui ikatatan persaudaraan antara komunal dalam kesatuan hidup bersama. Mengikat untuk menghubungkan kembali keterpisahan, agar tetap dan selamanya terjalin hubungan yang lebih dari sekadar hubungan kekerabatan secara personal atau orang per orang. Karena itu, sesungguhnya Pela Gandong adalah media budaya untuk mengikat – kembali, hubungan keterkaitan persaudaraan sebagai satu keluarga besar sebangsa Alifuru, sedarah atau segaris keturunan – genekologis, yang telah menjalani kehidupan terpisah secara komunitas atau kelompok dengan wilayah bermukim masing-masing.
Kata “Pela” berasal dari “bahasa tana” Alifuru – potongan kata dari “tatu-pela”, yang bermakna ; langkah kaki yang menyentuh atau terhalang sesuatu. Seperti misalnya menyentuh sebongkah batu, kayu, atau sesuatu benda keras, dan sentuhan tersebut pasti menimbulkan rasa sakit dan bahkan sampai terluka atau patah – cidera. Tentu harus berhenti melangkah, guna menghilangkan rasa sakit atau mengobati dulu luka cidera dimaksud. Padanan kata “Pela”, terdapat juga di bahasa-bahasa lokal di Maluku, dengan sebutan yang hampir sama atau berbeda tetapi bermakna hampir sama.  
Dalam pengertiannya, Pela adalah hubungan persaudaraan yang diikat oleh sebab suatu peristiwa berhutang budi karena jasa bantuan dalam hal biasa atau luar biasa, seperti penyelamatan nyawa dari suatu peristiwa yang hingga dapat berakibat kematian. Sedangkan Gandong atau Kandung dalam bahasa Melayu - Indonesia, adalah hubungan persaudaraan yang berasal usul dari satu garis keturunan yang sama, atau merupakan saudara sekandung, dari orang tua - ibu dan bapak, yang sama.
Gandong, terhubung karena keterkaitan langsung secara genekologis. Pela, melalui hubungan yang sengaja dan sadar dibuat – dihubungkan, karena alasan atau penyebab dari suatu peristiwa. Bila dihubungkan ke masa lalu, yang menerangkan asal usul pribumi Maluku – berbangsa Alifuru, berasal dari sumber garis keturunan yang sama, maka subjek Pela hanya sekadar pengulangan hubungan persaudaraan. Suatu cara untuk menegaskan kembali hubungan persaudaraan sebelumnya, yang bersumber dari asal-usul yang sama yaitu saudara sekandung, hanya kemudian terpisahkan dan sudah sulit ditelusur – mata rantai yang hilang, sebab telah lama terpisahkan sampai kembali dihubungkan ke awal asal-usul. Sehingga Pela Gandong tidak dijalin dengan orang di luar kepulauan Maluku, hanya diperuntukkan sesama pribumi orang Maluku yang berasal dari satu keturunan sesama bangsa Alifuru.
Ikatan Pela Gandong bersifat permanen, berlaku untuk jangka waktu seumur hidup manusia di muka bumi. Kesatuan hubungan bersifat abadi - selamanya, untuk waktu kehidupan dan generasi keturunan yang tidak berbatas. Secara kontinyu hubungan Pela Gandong selalu disalin – dipesankan, untuk tetap diingat dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ditegaskan – melalui keyakinan secara adat dalam budaya kepercayaan nenek moyang bangsa Alifuru, dengan imbal resiko berupa sangsi yang akan diterima bila tidak dipatuhi, diingkari, atau dilanggar.
  Kampung Bulak, 07/11/2019
(Bersambung ke bagian ketiga ; “Pela, Klasifikasi dan Filosofi”)

No comments:

Post a Comment