Alifuru Supamaraina: ”Iming-Iming” Multiplier Effect Dari Onshore Kilang LNG Blok Masela

Monday, September 2, 2019

”Iming-Iming” Multiplier Effect Dari Onshore Kilang LNG Blok Masela

Oleh ;  M. Thaha Pattiiha
Multiplier Effect Onshore Kilang LNG Blok Masela
Multiplier Effect Onshore Kilang LNG Blok Masela (Sumber; Kemen.ESDM, SKK Migas, & Inpex/Grafis;@embun01-02092019)

           Selain akan dinikmati manisnya hasil keuntungan penjualan hasil produksi LNG dari Lapangan Gas Abadi Blok Masela, adalah berupa prakiraan – semacam “mimpi indah yang dengan manis dijanji”, berupa akan adanya Multiplier Effect dari skema produksi onshore atau kilang LNG di darat. Kebutuhan dunia akan energi bagi ekonomi industri masih cukup besar ketergantungan pada sumber daya energi tidak terbarukan,  memaksa para pelaku perekonomian, baik swasta maupun pemerintah lebih kreatif dan inovatif terhadap keterbatasan ketersediaan sumber-sumber energi.   Dengan begitu, gas tidak lagi hanya diubah menjadi LNG kemudian diekspor, tetapi gas juga dibutuhkan sebagai energi serta bahan baku industri petrokimia dan turunannya. Sehingga  dimungkinkan dapat mengembangkan industri lokal, dan diharapkan dapat membuka lapangan kerja, perolehan dan atau penghematan devisa negara, tumbuh dan berkembangnya pengusaha nasional dan daerah serta industri tersier.

Multiplier Effect dari beroperasi Lapangan Gas Abadi Blok Masela pada tahap eksploitasi, adalah bagian dari kemungkinan yang diharapkan dari yang  tersebut di atas. Kemungkinan yang tentu merupakan sesuatu yang masih sebatas impian, dan janji “akan”, sudah dipastikan saat ini dari pemerintah Indonesia, dan hal itu ikut diyakinkan pihak kontraktor proyek, Inpex Masela.

Sebelum ada penetapan pilihan dari Offshore ke opsi Onshore, LPEM – FEUI sudah lebih dulu melakukan kajian tentang Multiplier Effect, walau diberi catatan sebagai bahan penelitian lembaga tersebut.  Hasil kajian dimaksud, menguraikan dampak investasi kepada industri hilir ketika telah beroperasi proyek gas Blok Masela apabila dengan kilang LNG dibangun di darat - onshore, yaitu ; Industri logam Dasar, Industri tambang non-logam, Pupuk, Petrokimia, Listrik, Jasa Pemerintahan dan jasa lainnya, Konstruksi dan sewa bangunan, Angkutan, komunikasi dan logistik, Pertanian, Perdagangan, Hotel, dan Restoran, Industri manufaktur lainnya, Pendidikan dan Kesehatan, serta Perbankan dan Keuangan.

”Iming-Iming” Multiplier Effect Dari Onshore Kilang LNG Blok Masela
Ilustrasi Multiplier Effect bagi perekonomian dari Gas Abadi Blok Masela(Sumber Infografis ; LPEM-FEUI,/SKKMigas)

Setelah dipastikan skema kilang LNG dibangun di darat dan diikuti dengan dilakukannya revisi PoD, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM.FEB-UI) Jakarta dan Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon,15) dilibatkan untuk meneliti dampak ganda langsung dan luas dari onshore kilang LNG proyek Blok Masela, dari selain kegiatan utama pertambangan. Penelitian dilakukan pada tahun 2018, dengan asumsi fase konstruksi tahun 2022 sampai akhir fase produksi pada 2055. Hasilnya sebagaimana disampaikan VP Asia Project Inpex Corporation Kenji Kawano dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (16/7/2019). Diasumsikan akan ada Potensi terbukanya lapangan kerja sebanyak 73.000 orang selama 33 tahun fase produksi, dan sejumlah “manfaat” lainnya. 16)

Secara nasional, proyek Masela diproyeksikan bakal menghasilkan potensi penerimaan negara Indonesia sebesar US$ 153 miliar atau setara Rp 2.142 triliun, dengan penciptaan penghasilan bagi rumah tangga  nasional sebesar US$ 33 miliar atau setara Rp 462 triliun. Bagi Maluku secara provinsi, memiliki potensi penerimaan sebesar US$ 95 miliar atau setara Rp 1.330 triliun dan penghasilan bagi rumah tangga provinsi sebesar US$ 7 miliar atau setara Rp 98 triliun, serta menciptakan lapangan kerja 21.000 orang. Di level kabupaten Kepulauan Tanimbar – lokasi proyek, penerimaan kabupaten sebesar US$ 90 miliar atau setara Rp 1.260 triliun dan penghasilan bagi rumah tangga kabupaten sebesar US$ 5 miliar atau setara Rp 68,8 triliun, serta peluang lapangan pekerjaan sebesar 8.000 orang. Mentari ESDM-RI,17) menyatakan pada saat pembangunan dapat menyerap 30.000 orang tenaga kerja langsung maupun pendukung, dan saat beroperasi akan menyerap tenaga kerja antara 4.000 - 7.000 orang, termasuk pembangunan industri petrokimia.

Kajian dari hasil penelitian tersebut, masih sebatas asumsi yang butuh pembuktian pada saatnya.  Akan tetapi telah berani dijadikan sebagai “iming-iming” – janji manis sebatas khayal, pasti oleh pihak bersangkutan yang menguasai dan ingin sekali memiliki kekayaan minyak dan gas(migas) raksasa dan abadi Blok Masela,  yang lebih khusus ditujukan kepada masyarakat Maluku. Maluku sebagai wilayah sumber kekayaan dimaksud, sengaja diyakinkan melaui iming-iming multiplier effect, bahwa betapa akan “berbuah manis” pada waktunya. Prakiraan dampak ganda - multiplier effectadalah Pemerintah Pusat dan Daerah yang paling bertanggung jawab mengeksekusi, bukan kontraktor, sehingga iming-iming multiplier effect benar-benar terbukti, dan harus dipastikan hal itu bukan semacam janji politik yang mudah dan seringkali diingkari.

President & CEO Inpex Takayuki Ueda, menyatakan bahwa karakteristik proyek - gas blok Masela, berdasarkan revisi PoD sekarang ini cukup kompetitif dan keekonomiannya sangat masuk akal karena Lapangan Gas Abadi mempunyai produktivitas reservoir yang sangat bagus dan merupakan salah satu sumber gas terbesar yang ada di dunia.18)

Bagi kontraktor proyek - Inpex Masela dan Shell, sudah jelas bukan pihak eksekutor lapangan dampak ganda pengelolaan gas Masela. Disampaikan VP Corporate Services Inpex Masela, Nico Muhyidin - berdasar kajian LPEM.FEB-UI dan Unpatti, “multiplier effect yang berdampak langsung selain pertambangan juga industri manufaktur, pertanian, keuangan, real estate, perdagangan, hotel dan restoran, transportasi dan komunikasi, serta lainnya.” Namun, Nico juga menyebutkan bahwa hasil kajian efek berganda ini adalah hasil indikatif, dan sesuai dengan ketentuan kontrak bagi hasil di Indonesia, tanggung jawab dari kontraktor/investor - dalam hal ini Inpex, adalah melakukan eksplorasi, eksploitasi dan pengembangan minyak atau cadangan gas.19)

Pernyataan terakhir di atas, memberi peringatan kepada pemerintah pusat maupun daerah, untuk segera memulai mempersiapkan bukan saja regulasi, tetapi juga program nyata yang implementatif dan terukur yang  disesuaikan dengan gerak jadwal waktu dan program kerja operasional proyek Blok Masela. Banyak hal yang perlu dipersiapkan dan segera dieksekusi pelaksanaannya, antara lain mempersiapkan sumber daya manusia, maupun infrastruktur fisik. Harapan masyarakat, khususnya masyarakat Maluku pada selain proyek induk kilang LNG, adalah pada multiplier effect yang akan lebih luas menjangkau berbagai bidang aktifitas dan melibatkan lebih banyak masyarakat. Tentunya, dengan belajar dari pengalaman tentang keberhasilan dan kegagalan multiplier effect dari berbagai proyek besar maupun kecil sebelumnya.
Baca juga ; 

Sebagai contoh, diingatkan oleh Aussie Gautama20)mantan Deputi Perencanaan Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), bahwa perdebatan mengenai opsi Onshore dan Offshore, tidak menjadi penentu apakah multiplier effect dari Blok Masela ini bisa dirasakan rakyat Indonesia Timur - Maluku, atau tidak ke depannya. Dia mencontohkan, tambang emas di Papua yang dikelola oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) selama puluhan tahun, namun hingga saat ini tidak juga membawa kemakmuran bagi masyarakat Papua. Padahal, tambang tersebut terletak di darat. Menurutnya, "Multiplier effect ini bukan masalah onshore atau offshore. Kita lihat Freeport, tambangnya di tengah Irian, tapi makmur kah Irian, Papua?" Contoh lainnya adalah pembangunan Kilang LNG di Bontang. Aussie pun jujur mengatakan bahwa tidak ada multiplier effect pemerataan yang dihasilkan secara adil dan nyata dari pembangunan kilang di Bontang. Dikatakannya ; “Orang-orang di sekitar Bontang ketika diwawancara mengatakan, di dalam situ makmur ada lapangan golf, tapi kita di sini miskin, kumuh, tidak ada listrik." Seorang mantan Deputi dari lembaga resmi – SKK Migas, pejabat pada lembaga yang dalam wewenang atas nama negara bertugas mengatur dan mengawasi dari hulu hingga hilir urusan perminyakan dan gas bumi negara ini, tentu tidak asal berkomentar kecuali memang fakta itu terbukti nyata disaksikan.

Contoh yang lain adalah di Provinsi Jambi, yang merupakan hasil Studi Kasus21)  tentang Dampak Kegiatan Usaha Hulu Migas terhadap Perekonomian Regional Wilayah Kerja Migas, khususnya di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sebuah kabupaten penghasil migas. Sebagaimana dipublikasikan Pusat Data Dan Teknologi Informasi Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral 2016. Ternyata dampak langsung maupun tidak langsung terhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat setempat menunjukan beberapa indikator ekonomi sosial dan pembangunan yang lebih rendah dibanding daerah lain yang bukan penghasil di provinsi tersebut. Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebagai daerah penghasil migas justru memiliki data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terendah dibandingkan Kabupaten/Kota lain di Provinsi Jambi.
Maluku harus belajar dari fakta catatan buruk emas Timika Papua dan gas Bontang Kalimantan, yang tidak merubah secara berarti dan maksimal nasib kelam masyarakat, khususnya yang bermukim paling dekat dengan area pertambangan. Kisah menyedihkan dari fakta sedemikian menjadi pelajaran penting bagi Maluku untuk gas Masela, agar tidak mengulang kesalahan yang sama seperti yang dialami pribumi Papua dan pribumi Kalimantan. Fakta yang juga bukan tidak pernah terjadi di Maluku. Pribumi Maluku tentu sudah dan masih juga mengalami pengalaman pahit, seperti minyak bumi di Bula – pulau Ceram, emas di pulau Romang dan Buru, tembaga dan emas di pulau Wetar. Tidak saja di hal pertambangan, tetapi di SDA yang lain pun sama nasibnya, misalnya ikan dan mutiara di kepulauan Aru, perkebunan sawit di pulau Ceram, dan kayu pada ratusan ribu hektar hutan-hutan alam yang tersebar di pulau Ceram, Buru, Yamdena dan kepulauan Aru.

Adalah kebodohan luar biasa, malah kedunguan akut, bilamana akan kembali terulang terjadi kondisi kemiskinan yang sama – lagi-lagi khususnya, pribumi pemukim di sekitar wilayah pertambangan gas Blok Masela - masyarakat pribumi Kepulauan Tanimbar, maupun keseluruhan pribumi Maluku.

Berikhtiar untuk berhati-hati itu perlu, sebab potensi kekayaan SDA Maluku sudah seharusnya diperuntukkan untuk menyejahterakan rakyat Maluku, dan Lapangan Gas Abadi Blok Masela sudah dipastikan akan dioperasikan 8 tahun lagi, memulai produksinya di tahun 2027. Proyek Blok Masela bagi negara Indonesia, kata Mentari Jonan, adalah investasi asing terbesar sejak 1968 dan “simbol pembangunan di Indonesia Timur yang berskala global setelah Freeport Indonesia”. 22)

Proyek Blok Masela, selain memiliki kandungan gas abadi, dan abadi dalam hitungan kurun waktu, serta dapat menghidupi dan memposisikan  banyak orang pada tingkat yang benar-benar sejahtera. Juga adalah proyek petro-dollar abadi, karena akan menghasilkan nilai uang yang sepantasnya dihitung dalam mata uang dollar, bukan rupiah. Optimisme itu ditunjukkan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, sehari sebelumnya, Senin, Juli 2019 di Jakarta,23) menyatakan cadangan di Blok Masela masih akan cukup untuk kembali dieksploitasi, bahkan saat Inpex telah menyelesaikan kontraknya pada  2055 sesuai salah satu isi PoD tentang perpanjangan kontrak. Dikatakan, jumlah cadangan tersisa dari Masela nantinya setelah dikelola Inpex bahkan masih lebih besar dari jumlah cadangan gas di Lapangan Jambaran - Tiung Biru. “Jadi dari yang sekarang saja itu masih ada sisa sampai 4 TCF. Kira-kira dua kali lipat dari Jambaran Tiung Biru sekarang.” Jambaran - Tiung Biru (JTB) adalah proyek gas yang dikelola Pertamina EP Cepu, berada di Desa Bandungrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yang rencananya menghasilkan produksi gas 172 MMscfd. 24)

Rekomendasi SKK Migas yang juga disetujui Menteri ESDM, Ignasius Jonan, menyebutkan jumlah cadangan Blok Masela yang telah disertifikasi oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi ”LEMIGAS” untuk P1 – Cadangan gas+kondensat Terbukti + P2 - Cadangan Mungkin, sebesar 18,54 TSCF (hingga technical limit tahun 2062). Secara komulatif hingga tahun 2055, produksi gas sebesar 16,38 TSCF (gross) dan penjualan – sales, sebesar 12,95 TSCF.  dengan kapasitas produksi dalam bentuk gas alam cair – LNG, 9,5 MTPA serta gas pipa 150 MMSCFD atau laju produksi gas plateau sebesar 1.750 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) selama 20 tahun. Untuk kondensat, komulatif produksi hingga 2025 sebesar 225,28 MMSTB - Million Stock Tank Barrels, dan sebesar 277,32 MMSTB (hingga technical limit 2062), dengan laju peak produksi kondensat 35.443 BCPD - Barrel Condensate Per Day, pada 2028 yang akan mulai berproduksi pada 2027.25) Kondensat – Condensate, adalah hidrokarbon berbentuk cair yang diperoleh dari gas alam melalui proses kondensasi atau ekstraksi.

Luar biasa dan abadi, nilai kekayaan migas Maluku. Belum lagi, sementara inipun masih ada lagi kekayaan SDA Migas Maluku yang akan menyusul, tetapi masih dalam tahap eksplorasi oleh Inpex Corporation – 100% saham, yaitu Blok Babar Selaru. Blok dimaksud sepertinya memiliki lapangan eksplorasi lebih luas dari Blok Masela, yang mungkin pula memiliki potensi yang sama atau lebih besar lagi dari Blok Masela. Hal ini dapat dibaca pada peta oleh SKK Migas tentang “Komitmen Inpex Untuk Indonesia”.
”Iming-Iming” Multiplier Effect Dari Onshore Kilang LNG Blok Masela
Komitmen Inpex Untuk Indonesia(Sumber;SKKMigas)

Pemerintah Indonesia telah memberikan persetujuan terhadap rencana pengembangan Blok Masela oleh Inpex Masela – anak perusahaan Inpex Corporation, pada Selasa, 16 Juli 2019 di Jakarta.26) Pertanda positif Blok Masela akan segera beroperasi, diawali persiapan menuju fase konstruksi pembangunan kilang di darat, untuk nanti akan memulai produksi tahun 2027.  Berharap pada iming-iming manis dan indah disaat awal ini akan adanya Multiplier Effect menjadi kenyataan, semoga bukan harapan yang pada saatnya malah terbukti hanyalah sebatas iming-iming

Kampung Bulak, 02/09/2019

Bersambung ke bagian keempat ; Negara Telah Mengeliminasi Kepemilikan Maluku Di Masela"

2 comments:

  1. Semoga Jasa survey pemetaan kami dapat support di onshore migas #1. Nice share om.

    ReplyDelete
  2. Nice Share Om Jasa Survey Topografi untuk Onshore, offshore dan Nearshore. Land survey untuk blok masela.

    ReplyDelete