Alifuru Supamaraina: MA’ATENU PAKAPITA, TRADISI BESAR YANG LESTARI

Wednesday, September 4, 2019

MA’ATENU PAKAPITA, TRADISI BESAR YANG LESTARI


MA’ATENU PAKAPITA, TRADISI BESAR YANG LESTARI

Atraksi Ma'atenu Pakapita di Negeri Pelauw Pulau Haruku(Foto: Andhy Tuasikal)

Ma’atenu Pakapita adalah tradisi besar Hatuhaha Amarima Lounusa yang hingga kini masih lestari. Hatuhaha adalah satu kerajaan dan komunitas masyarakat adat yang terdiri dari Negeri Pelauw, Kailolo, Kabauw, Rohmoni dan Hulaliu.
Sore itu, Kamis, 10 Januari 2019, para pemuda dari Matasiri, Negeri Pelauw menghidupkan kembali Ma’atenu Pakapita. Diadakan sebagai bagian dari salah satu ritual dalam pembangunan Rumah Soa / Adat Marga Salampessy.
Selain dalam sejumlah acara adat yang dianggap sakral, Ma’atenu Pakapita juga biasanya diadakan secara kolosal dengan ribuan peserta tiga tahun sekali. Upaya merawat tradisi, dan memuliakan warisan para leluhur, yang saat dilaksanakan juga menarik banyak wisatawan.
Unjuk kebolehan kebal terhadap senjata tajam ini adalah bagian dari ekspresi nilai-nilai perjuangan, heroisme dan patriotik yang dimiliki dan diwarisi dari para leluhur orang Hatuhaha, yang dalam sejarahnya selalu terdepan melawan penjajah atau kolonialisme.
Satu atraksi yang menunjukan bahwa tradisi dan adat istiadat masih tetap terjaga dan lestari, di tengah kepungan modernisme dan majunya teknologi. Dunia boleh saja berubah dan tradisi banyak yang tergerus roda zaman, namun Matasiri-Pelauw sebagai bagian utama dari Kerajaan Hatuhaha tetap kekal di sana.
Di Matasiri, kita akan lihat bagaimana akulturasi adat dan agama bisa berjalan seiring-sejalan, saling menguatkan karena sama-sama ada dalam jalan besar menuju kemuliaan, mengikat persaudaraan dan meninggikan kemanusiaan. Sebesar apapun tantangan dan cobaan, nilai ini akan tetap dijunjung.
Dari generasi ke generasi Matasiri, akan terus meyakini, bahwa mereka ada karena adat, dibesarkan oleh adat, dan akan terus menjaga dan melestarikan adat. Komitmen kolektif setiap anak adat.
Apa yang ada di Hatuhaha, di Nusa Ama (Pulau Haruku.red), Kabupaten Maluku Tengah, adalah bagian dari ribuan tradisi di Kepulauan Maluku yang terus hidup dalam jiwa para putra-putrinya. Bukti bahwa Maluku bukan hanya 1000 pulau, tapi juga adalah Negeri 1000 tradisi.
(Tulisan ini diolah dari catatan Ikhsan Tualeka salah satu Putra Matasiri, dilaman Facebook-nya)

Sumber ;  tabaos.id

No comments:

Post a Comment