Alifuru Supamaraina: Gas Maluku Dan Emas Papua, Indonesia Kaya

Friday, August 30, 2019

Gas Maluku Dan Emas Papua, Indonesia Kaya

Oleh ; M. Thaha Pattiiha

(Bagian kedua dari tulisan ;  Blok Masela Maluku Hanya Layanglayang )

        Setelah emas di Timika Papua, maka gas Blok Masela, merupakan tambang yang menjanjikan kekayaan terbesar dalam jangka waktu yang melebihi dua generasi umur manusia normal. Emas di Timika Papua dan Gas Alam di Masela perairan laut Arafura Maluku. Dua-duanya dinyatakan memiliki nilai(harga) kekayaan SDA tak terhingga. Letak kekayaan itu dua-duanya berada di bagian wilayah paling timur peta negara Indonesia, di wilayah yang sangat kaya sumber daya alamnya, tetapi sebagian  penduduk asli – pribumi, masih menjalani kehidupan dalam posisi miskin dan nyaris terkebelakang.
Gas Maluku Dan Emas Papua, Indonesia Kaya
Aksi protes pemuda Maluku untuk Blok Masela (Foto; Antara)

Dengan potensi cadangan gas sebesar 10,73 TCF atau 10,73 miliar MMBtu - Million British Thermal Unit, bahkan sesuai sertifikasi Lemigas pada tahun 2018, cadangan gas mencapai 18,54 TCF. SKK Migas memproyeksikan masih terdapat cadangan gas di Blok Masela sebesar 4 TCF, saat masa akhir kontrak di tahun 2055 mendatang. Potensi kekayaan yang jauh melebihi kekayaan gas negara Uni Emirat Arab, yang dihidupkan secara mewah hanya dari kekayaan gas alamnya. Potensi gas terkandung di perut bumi lautan Maluku – di perairan laut Aru, diperkirakan dapat diekploitasi selama lebih dari 70 tahun secara efektif apabila dengan nafsu menguras penuh, artinya umur proyek tambang gas Blok Masela bisa mencapai kurun waktu operasi hingga 1(satu) abad – 100 tahun.

Pengembangan proyek Blok Masela akan menggunakan skema kilang LNG di darat, yang direncanakan akan menghasilkan kapasitas produksi LNG sebesar 9,5 MTPA atau setara 330.000 boepd , dan gas pipa sebesar 150 Juta Kaki Kubik per Hari(Million Standard Cubic Feet per Day/MMSCFD) atau setara 1 juta ton LNG per tahun. Untuk jangka waktu 2027-2055, secara komulatif total produksi gas sebesar 16,38 TSCF dengan total penjualan gas sebesar 12,95 TSCF. Masih terdapat hasil lain yaitu kondensat, dengan kumulatif produksi sebesar 255,28 MMSTB.8) Biaya investasi atau belanja modal diperkirakan menelan dana sebesar US$ 18.5-19.8 Milyar.9) Karena itu, bagi negara, Lapangan Gas Abadi Blok Masela akan meningkatkan rasio penggantian cadangan migas Indonesia sebesar 300%.10)

Poin kesepakatan Pemerintah Indonesia den Inpex Corporation tentang proyek Blok Masela
Poin kesepakatan Pemerintah Indonesia den Inpex Corporation tentang proyek Blok Masela (Sumber Infografis ;  bisnis.com)

Dengan potensi cadangan gas sebesar 10,73 TCF atau 10,73 miliar MMBtu - Million British Thermal Unit, bahkan sesuai sertifikasi Lemigas pada tahun 2018, cadangan gas mencapai 18,54 TCF. SKK Migas memproyeksikan masih terdapat cadangan gas di Blok Masela sebesar 4 TCF, saat masa akhir kontrak di tahun 2055 mendatang. Potensi kekayaan yang jauh melebihi kekayaan gas negara Uni Emirat Arab, yang dihidupkan secara mewah hanya dari kekayaan gas alamnya. Potensi gas terkandung di perut bumi lautan Maluku – di perairan laut Aru, diperkirakan dapat diekploitasi selama lebih dari 70 tahun secara efektif apabila dengan nafsu menguras penuh, artinya umur proyek tambang gas Blok Masela bisa mencapai kurun waktu operasi hingga 1(satu) abad – 100 tahun.

Pengembangan proyek Blok Masela akan menggunakan skema kilang LNG di darat, yang direncanakan akan menghasilkan kapasitas produksi LNG sebesar 9,5 MTPA atau setara 330.000 boepd , dan gas pipa sebesar 150 Juta Kaki Kubik per Hari(Million Standard Cubic Feet per Day/MMSCFD) atau setara 1 juta ton LNG per tahun. Untuk jangka waktu 2027-2055, secara komulatif total produksi gas sebesar 16,38 TSCF dengan total penjualan gas sebesar 12,95 TSCF. Masih terdapat hasil lain yaitu kondensat, dengan kumulatif produksi sebesar 255,28 MMSTB.8) Biaya investasi atau belanja modal diperkirakan menelan dana sebesar US$ 18.5-19.8 Milyar.9) Karena itu, bagi negara, Lapangan Gas Abadi Blok Masela akan meningkatkan rasio penggantian cadangan migas Indonesia sebesar 300%.10)

Keterangan yang disampikan Kementerian ESDM, nilai investasi pengembangan Blok Masela mencapai US$18 – US$20 miliar atau Rp259,2 triliun-RP288 triliun, atau US$6-US$7 per barel setara minyak(bae), yang berarti 20% lebih murah dibandingkan biaya di Offshore US$8-US$9 per bae. Kesepakatan penting lainnya adalah pemerintah negara Indonesia dan pihak kontraktor Blok Masella berhasil menyepakati Win-win Solution dengan skema bagi hasil, di mana pemerintah Indonesia sekurangnya mendapat bagian (Split) 50%.11) Itu berarti, dengan cadangan gas Blok Masela yang tercatat 10,73 TCF atau 10,73 miliar MMBtu, dengan asumsi harga gas saat ini US$ 8 per MMBtu, maka cadangan gas tersebut akan menghasilkan uang US$ 85,6 miliar. Inpex hanya butuh belanja modal hingga US$ 20 miliar, yang akan menghasilkan  keuntungan sekitar US$ 65,6 miliar.

Dari pendapatan tersebut, berdasarkan skema bagi hasil, Pemerintah Indonesia akan mendapatkan penerimaan setara US$ 32,8 miliar. Hasil itu untuk selama waktu 33 tahun penerimaan hanya dari produksi LNG Blok Masela untuk masa kontrak hingga 2055. Bila dirupiahkan 14.000/US$1, Indonesia akan mengantongi keuntungan setidaknya sebesar Rp 459,200 triliun. Penerimaan yang  belum termasuk penerimaan pajak, biaya dan/atau kewajiban maupun kontribusi lain yang menjadi beban maupun yang harus disetorkan pihak kontraktor sesuai perjanjian kontrak yang telah disepakati.

Gas Maluku dan emas Papua, sama-sama hasil dari eksploitasi dari SDA di kedua wilayah itu, yang berkontribusi besar – luar biasa, bagi kebutuhan dana anggaran belanja pembangunan negara Indonesia. Emas Papua yang digarap Freeport, menurut klaim Manajemen Freeport Indonesia, sepanjang 1992-2014 perusahaan mengontribusi sebesar US$ 15,8 miliar terhadap penerimaan negara Indonesia secara langsung. Sementara kontribusi berupa keuntungan tidak langsung senilai US$ 29,5 miliar.12)

Gas Maluku Dan Emas Papua, Indonesia Kaya
Emas Papua,(Sumber Infografis ; CNBCIndonesia.com)

Proyek Abadi adalah proyek pengembangan LNG skala besar terintegrasi pertama yang dioperasikan oleh Inpex Corporation di Indonesia sebagai operator sesudah proyek LNG Ichthys di Australia. Penandatanganan kontrak bagi hasil produksi (Production Sharing Contract /PSC) Blok Masela untuk jangka waktu 30 tahun pada tanggal 16 November 1998. Inpex Corporation adalah perusahaan eksplorasi dan produksi (E&P) terbesar di Jepang, dan pemain E&P tingkat menengah perminyakan dunia, dan saat ini terlibat di sekitar 70 proyek di lebih dari 20 negara, termasuk Ichthys LNG13). Begitupun dengan Freeport, tiga pekan setelah dilantik sebagai pejabat presiden pada 7 April 1967 Soeharto meneken “Kontrak Karya” kepada Freeport yang berlaku selama 30 tahun.14) Berbeda waktu dengan Freeport yang sudah lebih dulu berkontribusi hasil penjualan kekayaan emasnya plus tembaga, perak, bahkan "mungkin" uranium Papua kepada negara Indonesia. Sementara ini, akan menyusul Maluku. Maluku  dengan hasil kekayaan gas alam cair - LNG, dari Blok Masela setelah tahun 2027, plus kondensat - hasil pemisahan dari gas, hingga seterusnya sampai tahun 2055, bahkan kemungkinan dipastikan lebih di tahun-tahun berikutnya.

                                                                                         Kampung Bulak, 31 Agustus 2019
                                                                                                                                                                          
Bersambung tulisan bagian ke tiga ; Iming-iming Multiplier-effect

No comments:

Post a Comment