Alifuru Supamaraina: Dibalik “Kisruh” Blok Masela

Wednesday, November 27, 2019

Dibalik “Kisruh” Blok Masela

Oleh ; M. Thaha Pattiiha

(Bagian V tulisan ;  Blok-Masela)



    Dibalik ramainya upaya tarik-menarik kepentingan bagaimana sistem pengelolaan Abadi Filed Blok Masela, terkuak dari balik layar, peran yang seperti hendak mempengaruhi serta memperkuat posisi Inpex untuk tetap bertahan pada keinginan dan kepentingan dengan opsi Offshore (FLNG).

Sebuah media online, RMOL59) ; menulis dalam judul berita “Ini Dokumen Konsultasi Kuntoro Cs Untuk Inpex Masela”. Sebuah dokumen penting yang mengungkap sebuah dokumen tentang adanya keterlibatan “Orang-orang Besar” dibalik kuatnya upaya Inpex tetap bersikeras dengan pendapatnya. “Hantu” liberalisme dan kepentingan sempit personal, seakan menutup hatinuraninya terhadap kepentingan yang lebih besar, yaitu kepentingan bangsa dan negara yang sesungguhnya.

Media RMOL menulis nama Tridaya Advisory, nama firma konsultan yang dipimpin Erry Riyana Hardjapamekas, mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang diduga memiliki kaitan mandegnya beberapa kasus "big fish" yang ditangani KPK, termasuk mega-skandal dana talangan untuk Bank Century. Selain itu, ikut mendampingi Inpex sebagai konsultan  sejumlah tokoh termasuk di dalamnya Kuntoro Mangkusubroto yang saat ini (2015) adalah Komisaris Utama PT PLN Persero. Kuntoro memiliki hubungan erat dengan Menteri ESDM Sudirman Said, keduanya pernah bersama-sama bekerja di Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh pasca-tsunami 2004. Di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kuntoro menduduki posisi sebagai Kepala Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan dan Reformasi (UKP4R). Di era Presiden Joko Widodo, atas dukungan Sudirman Said, Kuntoro duduk sebagai Komisaris Utama Perusahaan Listrik Negara(PLN). Sebelumnya di tahun 2000-2001, Kuntoro pernah memimpin PLN.

Keterlibatan Tridaya Advisory sebagai konsultan Inpex dimulai sejak kesepakatan antara kedua lembaga ini ditandatangani 28 Agustus 2015, tidak lama setelah isu kontraversial pembangunan Blok Masela merebak di tengah masyarakat. Sebenarnya – diterangkan dalam isi dokumen, sudah sejak Januari 2015 Tridaya Advisory aktif berkomunikasi dan memberi saran kepada Inpex serta ikut dalam berbagai pertemuan yang dilakukan Inpex dengan pihak lain. Hal ini termuat dalam dokumen konsultasi tertanggal 11 Desember 2015 yang diberikan kepada Inpex.
Terkuak dalam dokumen, adanya pengaruh kuat konsultan ini dalam mempengaruhi Inpex untuk membangun kilang terapung dan hampir berhasil, tetapi karena muncul dinamika baru setelah Reshuffle Kabinet Kerja Jokowi di bulan Agustus 2015, sepertinya telah menggagalkan upaya “sesat” mereka.

Bermula dari Rizal Ramli (Menko. Maritim dan Sumber Daya Mineral) yang melempar kritik dan cepat berkembang luas, serta menimbulkan protes. Untuk ini, Tridaya Advisory melalui laporan setebal 6 halaman itu menulis "These public challenges created pressure and an akward situation for the authorized decision maker - in this case Minister ESDM and his subrodinates," Dalam situasi ini Inpex disarankan untuk tetap berkomunikasi dengan SKK migas dan Kementerian ESDM.  

Dokumen konsultasi “rahasia” Tridaya Advisory kepada Inpex
Dokumen konsultasi “rahasia” Tridaya Advisory kepada Inpex (Sumber ; RMOL.co)

Dalam dokumen itu, Tridaya Advisory menyebut Kemenko Maritim dan Sumber Daya sebagai pihak yang berada di luar rantai otoritas terkait pembangunan kilang Masela. Padahal, dalam struktur pemerintahan Jokowi, Menteri ESDM berada di bawah Kemenko Maritim dan Sumber Daya. Tridaya Advisory menulis ;

"There will be parties who will have opinions and seems to have a certain degree of power. Regardless of these parties, the Consultant (Tridaya Advisory) strongly suggest that the Company (Inpex Masela) is consistent in maintaining the line of communication only with those who have official authority," tulis Tridaya Advisory.

Ternyata bukan hanya dokumen di atas60), Redaksi RMOL  juga menemukan dokumen lain, yaitu invoice pembayaran jasa konsultasi dari Inpex Masela kepada Tridaya Advisory untuk periode 28 Agustus-27 November 2015 sebesar Rp 1,425 miliar. Invoice itu ditandatangani Arief T. Surowidjojo yang mewakili Tridaya Advisory.

Invoice Tridaya Advisory kepada Inpex Masela
Invoice Tridaya Advisory kepada Inpex Masela (Sumber ; RMOL.co)

Siapa Arief T. Surowidjojo ini ? Seorang Pengacara – tulis RMOL,  dia berperan dalam megah skandal dana talangan untuk Bank Century. Dalam kasus itu, Arief merupakan pengacara Sri Mulyani, mantan Menkeu RI dan mantan Ketua SKK Migas, yang menyetujui bailout untuk Bank Century pada November 2008. Bailout ini yang kemudian membengkak menjadi Rp 6,7 triliun beberapa bulan kemudian.

Orang-orang tersebut di atas, mereka harusnya menjadi “tokoh” yang tidak karena pertimbangan hanya semata “business to business”. Selain karena jabatan mereka, mestinya berpijak pada keadilan hati-nurani, ikut merasakan penderitaan dan kebutuhan rakyat banyak, lebih khusus Maluku yang masih miskin akibat kebijakan struktural pemerintahan. Nilai Nasionalisme seperti apa yang dianut, sehingga tega mengabaikan pertimbangan yang berkenaan dengan kepentingan hajat hidup orang banyak, manusia se-bangsa dan se-tanah-air. Modal profesionalisme berlatar mantan pejabat negara yang mungkin mengabaikan proporsionalisme kebangsaan, sengaja diletakkan dibalik kepentingan diri atau kelompok sendiri.  

Depok, 24 Mei 2018

Bersambung ke bagian ; VI. Posisi Maluku di Masela
--------------------- 
Sumber :
59)  RMOL ; INI DOKUMEN KONSULTASI KUNTORO CS UNTUK INPEX MASELA / 27 Februari 2016  
         http://www.rmol.co/read/2016/02/27/237420/Ini-Dokumen-Konsultasi-Kuntoro-Cs-Untuk-Inpex-Masela- diundu 29 Februari 2016, 20:34
60)   RMOL ; Op Cit.

No comments:

Post a Comment